Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Angan

26 Februari 2019   17:00 Diperbarui: 26 Februari 2019   17:05 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict from Pixabay.com

Aku terbangun saat azan subuh berkumandang, kulihat kyla yang tertidur di atas sajadah nya. Aku tersenyum. Aku mengambil air wudhu lalu mengumandangkan iqomah. Kayla terbangun dan segera memperbarui wudhunya.

Shubuh ini, kala pertama kali aku menjadi imam untuk nya. Ku lantunkan surah ar-rahman pada rakaat kedua. Sungguh tiada nikmat Allah yang bisa di dustakan makhluknya. Ku sudahi ritual subuh ini dengan salam " assalamu'alaikum warahmatullah"

                             ***
-KAYLA-

Setelah selesai berzikir, aku beringsut mendekati danil. Menyikut bahunya lalu mengulurkan tanganku. Ia memandangku sejenak, lalu dahinya berkerut. Segera kuraih tangan kanan nya untuk kusalami. Kulihat sudut bibirnya yang melengkung. Aku segera melepaskan tangan nya, tiba-tiba tangan kirinya mengelus kepalaku, aku terdiam "nggak usah pegang-pegang" ucapku sambil beranjak meninggalkan danil yang masih bersimpuh. Wajahku memanas.

Setelah melipat sajadah dan mukenah dan meletak kan nya di atas sofa. Kulihat danil tengah duduk di sofa sambil membaca buku. Tak lama kemudian meletakkan buku di atas meja lalu mengambil handuk  yang tersampir di sebuah jemuran kecil yang terletak di sudut kamar, kemudian ia berjalan menuju kamar mandi.

Sementara itu aku membersihkan kasur dan menyiapkan baju untuk hari ini. Aku duduk di sofa sambil memeluk bantal. Danil, seorang lelaki yang sangat dipercayai abangku, mata coklat yang menenangkan, ia tak banyak bicara. Aku terlalu takut untuk memulai berbicara dengan nya, ia begitu dingin, namun ia memiliki tangan yang hangat. Rahang tegasnya yang membuat ia semakin berwibawa. Tubuhnya yang tegap, aku hanya setinggi dada nya. Dan harus sedikit mendongak untuk menatap mata yang menenangkan itu. Senyum simetris yang menawan.

"kay..." tangan nya melambai-lambai di depan wajahku.

"hm??" aku tersentak dari lamunanku dan pandanganku berhenti pada sepasang mata coklat yang tepat berada di depanku, aku mencium aroma sabun mint yang menyegarkan.

Aku terkesiap dan langsung beranjak menuju kamar mandi. Berulang kali aku menepuk wajahku. Aku terlalu banyak mengkhayal pagi-pagi buta seperti ini. Aku teringat satu hal, handuk. Aku lupa membawa handuk. Aku menepuk dahiku panik. Ku buka sedikit pintu kamar mandi, mengintip. Apakah danil masih di kamar? Aku tak dapat menemukan sosok nya.

"danil,.." ucapku pelan. "danil," ku ulangi sekali lagi. Ku lihat ada bayang-bayang yang mendekat. Aku bersembunyi di balik pintu.

"apa terjadi sesuatu?" tanya nya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun