Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kerangka Holonik untuk Memetakan Evolusi Kecerdasan

3 Maret 2025   12:43 Diperbarui: 3 Maret 2025   12:43 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kritik dari filsafat analitik mengabaikan fakta bahwa ilmu pengetahuan sering kali dimulai dari spekulasi yang kemudian terbukti melalui eksperimen.

  • Kritik dari teologi justru dapat dijawab dengan menegaskan bahwa model ini mendukung Tuhan sebagai Kesadaran Absolut yang mengatur realitas.

  • Dengan demikian, teori Holonik tetap menjadi model yang layak untuk mengeksplorasi evolusi kecerdasan dan kesadaran dalam skala semesta.

    6. Kesimpulan: Model Holonik Kecerdasan & Pertanyaan Terbuka tentang Fundamentalitas Kesadaran

    6.1. Rangkuman Model Holonik Kecerdasan dan Hubungan Antar Holon

    Model holonik kecerdasan yang telah kita susun bukan sekadar peta hierarkis evolusi kesadaran, tetapi juga struktur dinamis yang menunjukkan interaksi antar-tingkatan kecerdasan---dari dasar biologis hingga kesadaran multiversal.

    1. Holon Nol (Neurokognisi & Sistem Sub-Motif):

      • Menjadi substrat dasar yang menghubungkan energi biologis, pemrosesan sensorik, dan regulasi emosi, membentuk landasan bagi motif-motif psikologis yang stabil di Holon Satu.

    2. Holon Satu (Fundamental Motives & Struktur Psikologi Evolusioner):

      • Menyediakan struktur motivasi yang tidak berubah sepanjang evolusi, menjadi dasar dari dorongan psikologis manusia seperti fear, justice, status, dan play.

    3. Holon Dua (Kepribadian Fleksibel & Adaptasi dalam Lingkungan AI):

      • Mohon tunggu...

        Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
        Lihat Filsafat Selengkapnya
        Beri Komentar
        Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

        Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun