Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Interpretasi Sejarah dan Komunis Phobia

1 Oktober 2022   02:45 Diperbarui: 1 Oktober 2022   02:54 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hubungan Soeharto dan Untung terjalin kembali saat Soeharto menjabat Panglima Kostrad.

Pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta, Presiden Sukarno membentuk komando Trikora untuk pembebasan Irian Barat yang bertepatan dengan peringatan peristiwa Agresi Militer Belanda II.

Sebagai Komando Operasi Tertinggi (KOTI) langsung dipimpin Presiden Sukarno, Letjen Nasution sebagai Panglima Besar dan Mayjen Ahmad Yani yang saat itu menjabat Panglima Angkatan Darat ditugaskan sebagai Wakil Panglima Besar/Kepala Staf Operasi Trikora.

Kemudian dari operasi Trikora ini dibentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat pada tanggal 2 Januari 1962. Ahmad Yani pun menunjuk MayJen Soeharto sebagai Panglima Komando. Soeharto kemudian menugaskan bekas anak buahnya di Divisi Diponegoro, Untung dalam tugas Komando Mandala.

Sekitar tanggal 14 Agustus 1962, Untung diterjunkan ke daerah Sorong, Papua Barat dalam Operasi Mandala. Setelah operasi Mandala sukses, Mayor Untung mendapat kenaikan pangkat menjadi Letnan Kolonel.

Karena Soeharto memiliki cukup "power" di tubuh Angkatan Darat yang memimpin Kostrad maka memiliki kewenangan merekomendasikan batalyon mana saja yang diambil menjadi pasukan Cakrabirawa.

Dengan kedekatan inilah kemudian Untung dipercaya Soeharto untuk menjabat Komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Resimen Cakrabirawa yang artinya "masuk" Istana. Dengan posisi ini Untung menjadi leluasa dalam melihat dan mengamati sikap Presiden Sukarno, konstelasi politik dalam kabinet dan tokoh-tokoh yang dekat dengan Presiden.

Hubungan "istimewa" Soeharto - Untung ini semakin tampak jika memperhatikan Soeharto, sebagai Panglima Kostrad menghadiri pernikahan Untung di desa terpencil di Kebumen, Jawa Tengah pada Pebruari 1965. Tentu hanya mereka yang tahu hubungan kedekatan ini.

Peristiwa 1 Oktober 1965 dan Dampaknya

Pada tanggal 16 September 1963, massa yang berdemonstrasi membakar Kedutaan Besar Inggris di Jakarta sebagai bentuk penolakan terhadap pembentukan Federasi Malaysia.

Dari reruntuhan kebakaran Kedubes Inggris, Badan Pusat Intelijen (BPI) menemukan dokumen kajian strategis, seperti mengenai "rivalitas" antar angkatan dalam ABRI.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun