Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Interpretasi Sejarah dan Komunis Phobia

1 Oktober 2022   02:45 Diperbarui: 1 Oktober 2022   02:54 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ahmad Yani adalah tokoh yang membentuk pasukan khusus TNI AD yang bernama Banteng Raiders untuk menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Barat tahun 1949.

Saat pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) di Sumatera Barat, Ahmad Yani yang saat itu berpangkat Kolonel berhasil menumpas pemberontakan PRRI tahun 1958.

Pakar politik Monash University, Harold Crouch menilai Ahmad Yani memiliki citra diri yang berbeda dari AH Nasution. Meskipun mereka sama-sama sosok anti komunis, Ahmad Yani adalah jenderal kesayangan Bung Karno.

Menurut Antonie CA Dake dalam buku "Sukarno File" Sukarno sengaja menggeser Nasution menjadi Menhan karena dinilai kurang loyal. Sukarno mengangkat Ahmad Yani sebagai Menteri Pangad (Panglima Angkatan Darat).

Berdasarkan catatan peristiwa berdarah 1 Oktober 1965, Ahmad Yani terbunuh sekitar pukul 04:00 padahal empat jam kemudian mestinya dijadwalkan menghadap Presiden Sukarno.

Mas Tirtodarmo Haryono, Deputi III Menteri/Panglima AD adalah jenderal yang cukup dekat dengan Presiden Sukarno. Ditengah persaingan politik antara kelompok Islam, TNI AD dan PKI untuk merebut pengaruh Sukarno maka MT Haryono sering mengikuti rapat dengan Presiden Sukarno hingga larut malam.

Donald Isaac Panjaitan menjabat Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) tahun 1962.

Sutoyo Siswomiharjo menjabat sebagai Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat (Irkeh/Ojen AD) merangkap jabatan Direktur Akademi Militer/Perguruan Tinggi Hukum Militer (AHM/PTHM).

Raden Soeprapto diangkat menjadi Deputi Kepala Staf Angkatan Darat dan Deputi II Menteri Panglima Angkatan Darat setelah pemberontakan PRRI/Permesta dapat ditumpas.

Siswondo Parman, Asisten I Menteri/Panglima AD  ia berperan dalam penumpasan pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Dua minggu sebelum malam kelam 1 Oktober 1965, S. Parman mendampingi kunjungan kerja Ahmad Yani ke Nusa Tenggara.

Jika memperhatikan jabatan kelima jenderal tersebut maka dapat dikatakan sebagai "ring satu"nya Jenderal Ahmad Yani. Karena Ahmad Yani adalah jenderal kesayangan Bung Karno saat itu maka 6 (enam) jenderal tersebut dapat dikatakan sebagai "perisai utama" keselamatan Presiden Sukarno. Lalu apakah mungkin mereka membentuk "Dewan Jenderal" untuk menggulingkan kekuasaan Sukarno? Siapakah otak yang menghembuskan isu Dewan Jenderal akan melakukan kudeta?

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun