Jika kapitalisme membebaskan penguasaan atau "kepemilikan individu" maka komunisme memperjuangkan "kepemilikan bersama" alat produksi dan menentang kelas sosial. Dari sini dapat dipahami bahwa Komunisme merupakan antitesa Kapitalisme. Komunisme tidak mengenal hak perorangan tapi alat produksi dikuasai negara.
Sementara Kapitalisme adalah liberal untuk hak kepemilikan individu. Antara kapitalis dengan komunis lebih kepada perbedaan metode penguasaan ekonomi.
Dalam persfektif politik maka kapitalisme diidentikkan dengan liberalisme (demokrasi liberal) sementara komunisme identik dengan sosialis (sosio demokrasi/perwakilan). Artinya sebenarnya keduanya sama-sama demokratis.
Gagasan Marx pada akhirnya begitu cepat mempengaruhi perubahan politik di Eropa termasuk Belanda yang menjajah Hindia Belanda (Indonesia) sehingga membawa pengaruh komunis juga ke Indonesia.
Dalam perkembangannya Vladimir Lenin mendirikan Partai Komunis Rusia sekaligus penggerak Revolusi Bolshevik pada 1917 hingga berhasil menumbangkan kekuasaan monarki Tsar dan selanjutnya mendirikan Soviet Rusia atau Uni Soviet diatas ideologi "Marxisme Leninisne".
Lalu Lenin membentuk Komintern (Komunis Revolusioner Internasional) pada tahun 1919.
Partai Komunis Indonesia (PKI) lahir dari perpecahan "Sarekat Islam" yang menjadi dua kubu, yaitu SI Merah (Komunis) dan SI Putih (Islam). Semaoen bersama anggota SI Merah dan tokoh Komunis kemudian mengadakan Kongres Indische Social Democratische Vereniging (ISDV) di Semarang pada Mei 1920. Hasilnya mengubah ISDV menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH).
Marxisme juga mempengaruhi seorang Tan Malaka saat mengenyam pendidikan di Belanda. Terinspirasi dari keberhasilan Revolusi Bolshevik di Rusia dan ketertarikannya dengan gerakan komunis di Hindia Belanda (Indonesia) mendorong minatnya atas Komunisme.
Dengan meyakini bahwa gerakan inilah yang paling menaruh simpati terhadap nasib rakyat tertindas oleh kolonialisme Belanda maka pada tahun 1922, Tan Malaka berangkat dari Rotterdam (Belanda) singgah di Berlin (Jerman) untuk menghadiri Kongres Komintern keempat di Moskow (Soviet Rusia).
Kehadiran Tan Malaka di Kongres Komintern sehingga didaulat sebagai Wakil Komintern untuk wilayah Asia Tenggara.
Komunis di Hindia Belanda (Indonesia) terus konsolidasi dan pada tahun 1924, PKH mengadakan kongres Komintern yang menghasilkan perubahan nama dari PKH menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) dan bertekad memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme Belanda.