Saya tidak mengira, hari ini telah terkumpul 20 tulisan seputar ulasan cerpen. Ketika saya melihat daftar tulisan di profil, saya telusur satu demi satu, dan setelah menghitung, sudah cukup dibuat sebuah konsep naskah buku.
Puji Tuhan. Saya bersyukur.
Sepanjang kehadiran di Kompasiana sejak Mei 2020, saya kebanyakan menulis fiksi terutama cerpen. Sudah terbit 6 buku antologi cerpen pribadi (Rahimku Masih Kosong, Juang, Kucing Kakak, Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan, Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden, dan Pelajaran Malam Pertama). Selain itu, ada satu buku antologi puisi pribadi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa.
Saya berusaha sebisa mungkin mengembangkan kemampuan dalam mengarang cerpen. Setiap selesai belajar buku demi buku kumpulan cerpen para pengarang besar dan dari antologi terbitan Kompas, yang sengaja saya beli dengan harga cukup lumayan, saya berupaya mengabadikan hasil belajar dan mengikat ilmunya dengan menulis.
Pada tahap pertama, sudah terbit 1 buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen. Buku ini berisi 20 tulisan seputar penulisan cerpen dan perenungannya.
Saya bersyukur, hari ini telah selesai menyunting bagian keduanya, dengan merapikan kembali 20 tulisan yang tertulis setelahnya. Sampai sejauh ini, saya sudah mengikat ilmu dalam 40 tulisan di Kompasiana, khusus pembahasan seputar cerpen beserta tetek bengeknya.
Berikut tautan tiap-tiap tulisan. Seluruhnya adalah pilihan Editor Kompasiana. Beberapa menyabet label Artikel Utama.
1. Tempat-tempat Saya Bermain dalam Cerpen
2. Dari Cerpen, Saya Belajar Mencintai Masalah
3. Memperdalam Konflik Cerpen dengan “5W1H”
4. Seberapa Penting Akhir Cerita pada Sebuah Cerpen?
5. Ragam Pembuka Cerpen yang Menarik
6. Ragam Penutup Cerpen yang Menarik
7. Satu Tip agar Cerpen Anda Tidak Membosankan
8. Bagaimana Membuat Pembaca Serasa Menjadi Lakon Cerpen
9. Ketika Cerpenis Berubah Menjadi Pembaca
10. Tantangan-tantangan dalam Menulis Cerpen
11. Apakah Cerpen Sekadar Curhat?
12. Kesalahan-kesalahan Fatal Saya Ketika Belajar Cerpen
13. Diskursus atas Cerpen Menghibur
14. Jangan Sebal Setelah Membaca Cerpen Tanggung
15. Ketika Ide Menulis Cerpen Habis
16. Berburu Gairah Membaca Buku
17. Overthinking Saya Jadi Cerpen
18. Mengapa Saya Berusaha Menulis Cerpen Sebaik-baiknya
19. Manfaat Menulis Cerpen bagi Dunia Kerja
20. Cobalah Hidup dalam Dunia Cerpen
21. Perbanyak Tiga Hal Ini agar Cerpen Anda Semakin Baik
22. Seberapa Penting Konsep dalam Menulis Cerpen
23. Bagaimana Menyampaikan Pesan Moral dalam Menulis Cerpen?
24. Di Mana Posisi Pengarang dalam Cerpennya?
25. Belajar Menyajikan Konflik dalam Menulis Cerpen
26. Transisi Masa dalam Menulis Cerpen, Perlukah Jelas?
27. Sedikit Taktik untuk Menentukan Judul Cerpen yang Menarik
28. Jangan Lupakan Tempat dan Tanggal Penulisan Cerpen!
29. Kekuatan Cerpen dengan Pemeran "Aku" dan "Kau"
30. Abstrak Cerpen itu Haruskah Ada?
31. Menulis Cerpen Pakai Catatan Kaki, Berlebihankah?
32. Apakah Perlu Pengarang Cerpen Belajar Kritik Sastra?
33. Imajinasi adalah Modal Utama Pengarang Cerpen, Jangan Pernah Batasi!
34. Pengarang Cerpen yang Apik adalah Pengamat yang Teliti
35. Hakikat Cerpen Hanya Ada Tiga
36. Menulis Cerpen Bisa Membentuk Kebiasaan Anda Sehari-hari
37. Membaca Cerpen “Seraya Bersuara” Banyak Manfaatnya
38. Menulis Cerpen itu Memuaskan Pengarang atau Menyukakan Pembaca?
Saya berpendapat bahwa hasil belajar akan lebih bermanfaat jika dibagikan. Masalah diabadikan, sebentar lagi saya usahakan jadi buku.
Barangkali Anda ada yang butuh sudut pandang lain atau sedikit bingung untuk menulis cerpen. Semoga, salah satu di antara 40 tulisan di atas dapat membantu.
Saya senang berbagi. Silakan, jika Anda membutuhkan.
Catatan: Tulisan ini sekaligus arsip tulisan-tulisan saya.
...
Jakarta
8 November 2021
Sang Babu Rakyat