Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bagaimana Membuat Pembaca Serasa Menjadi Lakon Cerpen?

14 Maret 2021   11:38 Diperbarui: 14 Maret 2021   23:32 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejauh ini, ini salah satu bagian sulit yang saya pecahkan. Saya tidak akan menggunakan kacamata cerpenis, tetapi sebagai seorang pembaca. Saya pikir cerpenis pasti puas bila cerpennya tidak sekadar dibaca, tetapi berhasil menggugah emosi pembaca.

Reaksi pembaca pasti berbeda-beda. Mungkin ada yang tersenyum, karena kisah cerpen hampir sama dengan dirinya. Ada yang geram karena begitu jahat lakon yang diceritakan. Ada yang datar, karena sekadar membaca tanpa bisa masuk dalam cerita.

Saya akan menggunakan cerpen "Perempuan di Kafe", karya Jasman Fery Simanjuntak, terbit di basabasi.co, 8 Mei 2020. Cerpen ini bercerita tentang seorang peselingkuh ulung yang ingin bertobat. 

Setelah membaca, saya jadi pernah merasa selingkuh, karena saya masuk dalam ceritanya. Logika-logika sederhana peselingkuh, sikap dan emosi lakon yang dituliskan, begitu wajar sebagai manusia, sehingga menjadi cerita hidup yang mungkin benar-benar nyata.

Bagaimana cara membuat pembaca serasa menjadi lakon cerpen? Berimajinasi pernah selingkuh? Berikut ulasannya:


Berceritalah sebagai orang pertama

Sebagai lakon cerpen, ada tiga jenis orang yang bisa diceritakan: orang pertama, orang kedua, orang ketiga. Orang pertama biasa menggunakan kata "saya" atau "aku", orang kedua "kamu", "anda", "saudara", sementara orang ketiga "dia" atau nama orang.

"Aku suka selingkuh, dan aku sudah lama melakukannya dengan beberapa perempuan..."

Kalimat pembuka pada cerpen di atas menggunakan kata "aku" sebagai lakon utama. Dari awal sampai akhir, konsisten "aku" yang diceritakan kisahnya. Bisa jadi, cerpen ini benar-benar kisah nyata cerpenisnya. 

Di sisi pembaca, ketika saya membaca "aku", ada rasa berbeda, seolah-olah menceritakan diri saya sendiri. Bila pembacanya benar-benar tukang selingkuh, otomatis langsung tertawa, karena kisah dirinya dengan cerpen kemungkinan besar sama.

Tuliskan aksi lakon yang wajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun