Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Cerpenis.

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG @cerpen_sastra, Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen (Pulpen) Kompasiana, Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (Kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), dan Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (Indosiana). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Perbanyak Tiga Hal Ini agar Cerpen Anda Semakin Baik

16 September 2021   16:36 Diperbarui: 16 September 2021   20:15 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis cerpen, sumber: Pexels.com/Lisa Fotios

Sekarang ini, saya sebetulnya tidak percaya diri jika mengagihkan sebuah cerpen ke pembaca kurang dari 1.000 kata. Bahkan, saya pernah baca sebuah literatur menyatakan bahwa:

Cerpen mini adalah cerpen dengan jumlah kata antara 750 - 1.000 kata.

Cerpen ideal adalah cerpen dengan jumlah kata antara 3.000 - 4.000 kata.

Cerpen panjang yaitu cerpen yang jumlah kata 4.000 - 10.000 kata.

KBBI pun menegaskan cerpen sebagai kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika). Sampai 10.000 kata masih dikategorikan sebuah cerpen.

Tentu, di awal saya salah sekali. Tanpa pemahaman benar, saya menulis hanya 500 kata dan menganggapnya sudah termasuk cerpen. Disebut mini pun tidak layak.

Akhirnya, saya berjuang membangun semangat belajar. Semakin ke sini, puji Tuhan, saya semakin terbiasa menulis minimal 1.000 kata. 

Cerpen terakhir saya sebelum tulisan ini (Beberapa Hari Setelah Kematian Bapak) mengandung 1.349 kata.

Barangkali dari segi jumlah kata sudah sedikit lebih baik (kendati belum bisa dibilang ideal, karena belum mencapai 3.000 kata). 

Sepanjang penulisannya, ada tantangan sendiri menyajikan seribu lebih kata agar tetap menarik.

Setiap bagian benar-benar dengan sengaja dan sadar diracik sedemikian rupa supaya bisa menggiring pembaca membaca sampai akhir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun