Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Bloody Chantal

30 Agustus 2021   17:56 Diperbarui: 31 Agustus 2021   00:15 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Ada apa ini sebenarnya ? ” Tukas Britney.

Ia tidak mengerti dengan semua ini. Kali ini hanya ada darah yang telah menggenangi hampir ke seluruh lantai. Britney berusaha menghindar dari setiap genangan itu dan menuju dapur. Ia tidak perduli dengan kedua sosok menyeramkan itu. Ia merasa sangat lelah dan sangat kehausan. Ia mengambil gelas dan menuju kulkas yang berada di ruang makan dan menaruhnya di atas meja makan. 

Lalu membuka pintu kulkas bagian bawah yang berdekatan dengan meja makan. Saat ia membuka kulkas, ia menemukan sepotong puding dengan fla yang menggoda. Ia mengambil sebotol air dingin dari dalam kulkas dan puding dari mangkuk beling berwarna putih. Kemudian ditaruhnya mangkuk beling ke atas meja. Ia menuangkan air dari botol ke dalam gelas dan mengambil sendok kecil untuk untuk menikmati puding yang dingin. 

Rasanya sungguh nikmat, dalam kondisi penuh ketakutan, Britney benar – benar kehabisan energi dan ia membutuhkan adanya makanan atau setidaknya air mineral untuk menyegarkan tenggorokkannya. Ia melahap puding dalam hitungan menit dan sekali teguk menikmati air dingin dan membasahi tenggorokkannya. Britney kemudian berlari menuju ruang makan untuk melihat apakah mahkluk – mahkluk aneh itu masih ada di anak tangga. Britney berusaha melewati mereka dan melarikan diri dari rumah yang kini sudah porak poranda oleh hantu – hantu mengerikan ini. Britney tidak tahu ia harus kemana ?  Britney menuju pintu ruang tamu, saat pintu ruang tamu dibuka, ia melihat ada sebuah bayangan yang secara tiba – tiba melewatinya. Britney segera beranjak dari sana dan terus berlari.  

Awan putih tiba – tiba menyembul di antara kerumunan awan hitam. Guntur kembali bersahut – sahutan. Sekerumunan domba berlari meninggalkan padang rerumputan dan berlari menuju hutan. Angin kencang menerpa wajah Britney. Ia merasakan kedinginan dan berlari terus meluncur ke dalam hutan. Ia merasakan ada sepasang mata yang memperhatikannya. Ia menoleh ke belakang tiba – tiba, sepasang mata itu menghilang kembali. Ia kembali melangkahkan kakinya kembali, kali ini ia merasakan ada puluhan mata kembali melihatnya. Ia menoleh ke belakang dan

Byuuuuuuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrrrr


Puluhan kelelawar berterbangan ke arah dirinya. Menabrak pipi, leher dan perutnya. Britney berusaha melindungi wajahnya dengan kedua lengannya. Britney menengadah ke atas. Ia melihat ada segerombolan awan putih sedang menuju ke atasnya. Awan putih itu sekonyong – konyong merubah bentuknya menjadi seorang gadis, dan sepertinya wajahnya mirip sekali dengan Britney. 

Britney tiba – tiba merasakan sesak nafas yang amat sangat. Ia memegang lehernya, sepertinya ada yang mencekiknya. Ia terbatuk – batuk, tiba – tiba sebuah selimut berwarna putih terbang dari kejauhan dan secara tiba – tiba membungkus dirinya. Ia semakin tidak bisa bernafas. Britney terjatuh, kemudian terguling cukup jauh dan jatuh ke bawah bukit. Selimut itu masih saja membungkusnya sangat rapat sehingga ia kekurangan oksigen. 

Britney berusaha merobek selimut mematikan itu. Dengan susah payah ia berusaha menariknya, nampaknya selimut tebal itu sulit sekali untuk dirobek. Britney berhasil membuat sebuah lubang dengan kukunya. Dengan sekuat tenaga ia menarik selimut itu dan ia keluar dari jeratan selimut mengerikan itu. Ia kembali menengadah ke atas dan awan itu masih memberikan bentuk seperti dirinya.

Tiba – tiba di samping kiri tempat Britney berdiri tumbuh sebuah pohon yang awalnya bentuknya sangat kecil, lalu terus tumbuh hingga pucuknya sampai menyentuh awan putih itu. Dengan pasti, awan yang berbentuk seperti Britney itu turun dari pohon dan turun ke bawah. Saat awan putih itu menyentuh tanah, ia merubah hampir seluruh tubuh hingga pakaiannya seperti Britney.

Chapter XV

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun