Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Bloody Chantal

30 Agustus 2021   17:56 Diperbarui: 31 Agustus 2021   00:15 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Britney Berlari terus ke dalam hutan. Kali ini sudah terlalu jauh. Wanita iblis itu masih saja mengejarnya. Wanita itu berlari cukup cepat. Kali ini kakinya sudah tidak menyentuh tanah. Urat - urat ditangannya mencuat keluar, hingga aliran darahnya bisa terlihat sangat jelas dengan kasat mata, kuku - kukunya meruncing tajam, lehernya ditekuk ke arah depan dan belakang. Wanita ini sungguh gila, ia sudah hampir mendekati Britney. Tangannya telah menggapai sejumput rambut Britney dan dengan satu hentakan ia menarik rambutnya dan menghempaskannya ke sebuah pohon tua.

" Aaaghhhhhh. " Teriak Britney kesakitan.

Wanita tua tertawa puas karena telah meng KO kan lawannya. Britney meringis kesakitan. Rupanya kini tak berbentuk lagi. Wajahnya penuh luka dan darah. Ia masih memikirkan kedua adiknya. Ia menyesal karena sering mengganggu kedua adiknya. Seolah ia ingin kembali ke masa lalu untuk membayar setiap perlakuan buruk kepada kedua adiknya yang manis dan menggemaskan. Britney menangis sejadi - jadinya. " Mengapa semuanya nampak tidak adil untukku " Britney meracau. Seluruh badannya sakit. Ia berusaha melarikan diri dari wanita iblis yang ingin membunuhnya. Britney mengambil langkah seribu dan masuk ke dalam semak - semak. " hahh, untunglah ia tidak menemukanku. " Tukas Britney merasa puas.

Britney merasakan kulitnya gatal - gatal. Banyak sekali nyamuk hutan yang menyisakan bentol - bentol ditubuhnya. Britney terus melakukan perjalanan tanpa arahnya. Ia berharap menemukan orang yang bisa menolong dia. Krekk, krekk. Britney melihat ada beberapa mahkluk yang menghampirinya secara tiba - tiba. " Apa itu. " Tukas Britney. Ia kaget setengah mati. Sekelompok mahkluk kerdil. Dengan wajah mengerikan, rambut yang tebal dan gigi taring yang sangat mengerikan. Datang dan melompat diatas tubuhnya. Britney terjatuh dan mahkluk - mahkluk itu mengeluarkan tombak kecil mereka dan mengoyak pori - pori kulit Britney. Lantas, darah segar kembali keluar dari tubuhnya. Britney menyingkirkan mahkluk - mahkluk itu satu persatu. Dan melempar mereka dengan satu kali hempasan. Britney berlari kembali ke dalam hutan. Wewangian tanah basah merasuk ke dalam kalbu. Bulan purnama mengintip dari segerombolan awan gelap. Daun - daun terlihat basah, padahal tadi tidak hujan. Britney terus melangkahkan kakinya. Ia tidak sengaja mendengarkan ada anak kecil yang menangis dan memohon pertolongan. Britney berusaha mencari arah suara itu. Ia menerobos masuk pada pepohonan yang lebat dan ingin menolong anak yang kesakitan itu. Britney perlahan memindahkan sebuah batu besar dan menemukan seorang anak kecil yang sedang menangis. Anak kecil itu mirip sekali dengan frank, sepupu jauh yang tinggal di kota Greenland dekat lembah Majani. Britney bertanya pada anak itu. " Mengapa kamu menangis. " Anak yang berusia kurang lebih lima tahun itu menangis tersedu - sedu. 

Kemudian anak itu menarik lidahnya dan mencabut lidahnya hingga keluar dari kerongkongannya. Lalu ia tertawa gila. Rambut anak itu seketika memanjang dan menutupi seluruh wajahnya. 

Seluruh anggota tubuhnya berjatuhan. Britney seketika menghindari anak itu dan segera kabur dari sana. Kali ini anak itu merangkak sambil mengejar Britney. Wajah anak itu seperti mayat yang telah membusuk berhari - hari lamanya. Britney menunduk dan mengambil sebuah batu. Ia menghantamkan batu itu kepada bocah mengerikan itu dan sejenak anak itu terjatuh. Britney memiliki waktu untuk melarikan diri. Dengan sigap ia berhasil masuk ke dalam pekatnya kegelapan. Britney terus memacu langkahnya dan tetap berharap akan adanya keajaiban. Datangnya pertolongan untuk dirinya. Ia sudah tidak sanggup lagi. 


Darah dan keringat yang mengucur deras membuat ia kehilangan akal. Ia sempat berpikir mungkin beginilah takdirnya sebelum ajal menjemputnya. Sreeekkkk. Britney melihat semak – semak di sebelah kirinya bergerak. Ia yakin pasti akan ada kegilaan lainnya yang akan terjadi. Benar saja, karena tiba – tiba, Chantal sang boneka setan itu sudah berada di dalam semak. Segala kemampuannya akan dipergunakan untuk menghabisi lawannya Britney. 

Chantal sudah tidak sabar untuk segera mencapai keabadian dan menjadi boneka terabadi sepanjang masa. Ambisinya yang gila telah menghalau keterbatasannya sebagai sebuah boneka. Ia harus mencapai sebuah kesempurnaan dan keabadian, sehingga ia akan mempan bila diterjang oleh apapun juga. Chantal keluar dari semak – semak dan melompat ke arah Britney. Ia mencakar wajah Britney hingga wajah Britney sudah penuh dengan luka dan darah. Chantal menarik sebuah tali yang bergantung. Dan kemudian sebuah perangkap dari atas jatuh dan langsung mengurung Britney.

“ Let me go. “ Teriak Britney

“ Nobody will hear you in the middle of the dark jungle. Hahahaha “ Ucap Chantal dengan santai

Chapter X

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun