Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Bloody Chantal

30 Agustus 2021   17:56 Diperbarui: 31 Agustus 2021   00:15 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadis cantik itu datang menghampiri Britney, ia membelai rambut Britney. Akhirnya sang tumbal terakhir akan dikurbankan. Britney merasa ketakutan karena tangan gadis itu terasa sangat dingin ketika menyentuh dahinya. Beberapa kali ia berusaha melepaskan ikatan tangannya. Api kembali dinyalakan oleh Chantal. Britney merasakan kulitnya sudah mengelupas karena panasnya kobaran api yang menyengatnya.

“ Pannaaaaasssssss. Panasssssssss. “ Teriak Britney

“ Tenang sayang, waktunya sebentar lagi. “ Tukas gadis itu pelan.

Britney berusaha menggerak – gerakan tubuhnya berharap salah satu ikatan tangan atau kakinya lepas.

“ let me go. Let me go ! ” Teriak Britney.

“ Asikatyahiujnjholiuhhhlkllj kihugyyyruewktub keyritkaanakanlakuku kauliyouohhoyuiouoiho. “ ucap gadis cantik itu mengucap mantera aneh dan seketika dari telapak tangannya keluar sebuah naga berkepala hiu. Naga itu meliuk – liukan ekornya. Dari ujung ekornya keluar kilatan – kilatan api. Naga berwajah hiu itu sungguh menakutkan bagi Britney. Britney sejak kecil tidak menyukai semua dongeng yang ada naganya. Dia selalu mengganggap bahwa naga itu konyol dan menyeramkan. Untung saja naga tidak ada dalam kehidupan nyata. Lain halnya dengan Brandon adiknya, Brandon sangat menyukai naga. Hampir semua mainannya adalah naga.     


Britney tidak kuasa menghadapi panasnya nyala api. Dalam keadaan yang tidak sadarkan, secara samar - samar ia melihat Chantal diliputi oleh asap hitam yang kelam. Tiba - tiba ia berubah menjadi seorang gadis cantik dengan bagian bawah tubuhnya seperti ikan duyung. Rambutnya coklat ikal, jari - jarinya lentik, ia memiliki tato bergambar naga, namun wajahnya seperti hiu. Gadis ini hanya mengenakan sepenggal kain menutupi dadanya. Di kepalanya mengenakan untaian rantai emas dengan leontin bergambar naga merah berkepala tiga. Naga merupakan lambang penghulu iblis. Yang menjadi inti untuk mencapai keabadian sejati. Kharisma dan auranya nampak nyata. Gadis itu memiliki dayang - dayang di sebelah kanan dan kirinya. Mereka mengenakan kain satin halus yang menutupi wajah mereka, sehingga hanya mata mereka saja yang terlihat. Sekonyong - konyong ratusan anak kucing berbaris. Mereka mengeong dan menggerakkan buntut mereka. 

Tak lama setelah itu muncul empat ekor kucing yang sangat kekar, dipunggung mereka terdapat sebuah kursi singgasana raja. Duduk dengan elegan dan berkharisma sebuah boneka nan tampan. Boneka itu mengangguk - anggukan kepalanya dan tangannya direntangkan ke kiri dan kanan. Boneka - boneka yang tergantung di pepohonan menunduk seraya menghormati sang boneka tampan yang ada di singgasana. Bahkan gadis yang bermahkotakan enam puluh enam bintang pun ikut berlutut menyembahnya. Siapakah boneka tampan ini, hingga seluruh mahkluk ikut menyembahnya.

Boneka tampan itu turun dari singgasananya. Ia berdiri dan seketika muncul asap hitam disekelilingnya. Boneka itu berubah menjadi seorang pria tampan, ia mengepalkan tangannya lalu dari kaki dan tangannya keluar untaian kain berwarna biru tua. Sebuah pakaian kerajaan yang sangat indah membungkus Indah pada tubuhnya yang kekar.

 Sebuah mahkota yang sangat indah terbang dari langit dan jatuh di atas kepala sang pria tampan itu. Dari dalam singgasana, muncul seorang boneka bayi yang sangat lucu dan tampan. Ia merangkak dan turun dari singgasana, lalu lutut -lututnya yang mungil menginjak punggung kucing – kucing yang kekar itu. Ia turun dan seketika asap hitam mengebul dan menyelubunginya. Boneka kecil itu berubah menjadi seorang bayi tampan. Di kaki dan tangannya terdapat sebuah gelang kaki dan gelang tangan terbuat dari emas yang sangat indah dan ratusan manik – manik berlian bertengger di atasnya. Bayi itu tertawa, di kala pria tampan itu menggendongnya. Bayi itu memeluk dan melingkarkan tangannya di leher pria itu.

“ Inilah Seth, sang putra sulungku. Kepadanyalah aku berkenan. “ Ucap pria itu dengan suara lantang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun