Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Bloody Chantal

30 Agustus 2021   17:56 Diperbarui: 31 Agustus 2021   00:15 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu tepat pukul sebelas malam lewat tiga puluh menit. Tiga puluh menit lagi, Britney harus mati. Britney memutar otaknya untuk keluar dari sana dan berlari sejauh – jauhnya. Tapi bagaimana caranya. Britney kembali mengingat kedua adik, paman dan tantenya. Ia sangat sedih tetapi tidak tahu harus bagaimana, ia hanya seorang gadis kecil berusia sebelas tahun dan bahkan pikirannya belum terlalu matang, Bagaimana mungkin ia harus memikirkan cara untuk kabur dari mahkluk – mahkluk halus tidak berperasaan ini. Britney sangat lelah, ia kotor, penuh darah dan tanah. Ia belum menyentuh makanan sejak siang tadi, sehingga ia merasa sangat kelaparan sekarang. Britney mengharapkan sebuah keajaiban dapat terjadi malam ini.

Chantal mengepalkan tangan kanannya. Ia sudah tidak sabar, kerja kerasnya selama ini akhirnya akan ditentukan oleh upacara persembahan malam ini. Tangan kirinya menggenggam tangan suaminya. Putera mereka terbangun dan menatap kedua orangtuanya. Ia merasa senang sepertinya, karena orang tuanya telah kembali bersamanya. Entahlah, sepertinya mereka tidak pernah bertemu sejak ratusan tahun lalu. Pertemuan ini merupakan pertemuan keluarga dua ratus lima puluh tahun sekali. Sudah pasti mereka sangat merindukan satu sama lain. Britney menarik nafas panjang. Kulit - kulitnya mulai mengelupas akibat kilatan api yang menyengat. Ia sudah tidak kuasa untuk menghadapi aura - aura negatif dan kegelapan di sekelilingnya.

" Lepaskan aku. " Teriak Britney. Britney berusaha mengambil nafas panjang.

Ingin rasanya ia bangkit dari sana dan menampar Chantal sang boneka jadi – jadian itu.

" Mengapa harus aku yang terpilih menjadi tumbal yang terakhir. Memangnya aku iblis seperti mereka. Oh Tuhan kapan penderitaan ini akan berakhir." Ucap Britney sedih.

Seekor kucing melewati tubuh Britney dan hap dalam satu sentakan, kucing itu masuk dalam genggaman Britney.


" miaaaaaaaaouuuuwww. " kucing kecil itu mengeong panjang. Seketika, seluruh mahkluk yang ada disana melihat kearah Britney.

" Lepaskan kucing itu. " Tukas Chantal marah.

" Oh, ternyata kucing ini sangat berharga rupanya. Aku akan membunuh kucing ini dan menarik setiap usus - ususnya. Kalian dengar itu. " Teriak Britney puas.

" Tenang, kita bisa bicarakan hal itu." Tukas Chantal dengan nada sedikit memohon

Chantal memerintahkan dua dayang - dayangnya yang wajahnya hampir tidak terlihat itu untuk melepaskan ikatan Britney. Tangan Britney masih saja menggenggam kucing kecil itu sambil bersiap bila salah satu dari mereka akan melukainya. Ia tidak akan segan - segan memisahkan menghabisi kucing tidak bersalah itu. Britney mengambil posisi berhati - hati dan memperhatikan jangan sampai ia di sandera lagi oleh salah satu dari mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun