Waktu adalah ilusi persepsi yang dibekukan dalam narasi.
Waktu bukan entitas objektif. Ia bukan bagian dari semesta, melainkan bayang-bayang yang ditarik oleh kesadaran dari aliran perubahan. Dalam kondisi murni, waktu tidak pernah hadir. Yang ada hanyalah gerak dalam keabadian.
> Jika tidak ada yang berubah, tidak ada waktu.
Tapi perubahan pun hanya mungkin jika ada pengamat yang mencatat perbedaan.
Maka waktu adalah hasil interaksi antara kesadaran dan perubahan. Ia bukan realitas fisikal, melainkan konstruksi mental yang menamai ritme perubahan sebagai "detik", "menit", "jam", "tahun."
1. Apakah waktu itu?
Waktu adalah struktur persepsi yang lahir dari pembandingan dua kondisi: sebelum dan sesudah. Ia bukan zat. Ia tidak mengalir. Kesadaranlah yang bergerak, dan karena gerak itu dikenang dan dibandingkan, maka ilusi waktu muncul.
> Dalam realitas tertinggi, selalu sekarang.
Masa lalu adalah memori. Masa depan adalah imajinasi.
Hanya sekarang yang aktual dan bahkan "sekarang" pun tak bisa dibekukan, karena begitu disebut, ia telah berlalu.
Waktu adalah cara kita menangkap perubahan. Tapi perubahan pun adalah kesimpulan, bukan realitas objektif.
2. Apakah waktu bisa lenyap?
Ya. Dalam pengalaman mistik, kontemplatif, atau kejernihan ekstrem, waktu lenyap. Ketika perhatian sepenuhnya berada pada "saat ini", tanpa penilaian, tanpa pelabelan, tanpa harapan, maka waktu runtuh.
> Yang ada hanya Ada. Diam. Penuh.
Tidak mengalir. Tidak menunggu. Tidak menuju.