Atau dalam bahasa Ibn Arabi:
> "Al-'Aarif huwa huwa" "Sang arif adalah Dia (Tuhan) sendiri dalam manifestasi makhluk."
Bukan dalam arti panteistik, melainkan wujud pengetahuan yang identik dengan kesadaran akan Unity of Being.
4. Transendensi sebagai Tujuan Epistemik
Jika tahap awal epistemologi berangkat dari keraguan, pencarian, dan analisis, maka di tahap ini semua itu mencapai ketenangan, bukan karena berhenti berpikir, tetapi karena:
> Pengetahuan telah mencapai rumahnya: Tuhan sebagai Kebenaran Hakiki.
Transendensi bukan pelarian dari realitas, melainkan puncak realitas itu sendiri, sumber dari segala keberadaan, nilai, dan makna.
5. Epistemologi sebagai Perjalanan Spiritual
Pengetahuan yang sejati adalah jalan menuju keutuhan diri dan pengenalan akan Yang Mutlak. Maka epistemologi sejati adalah spiritualitas yang diformulasikan secara rasional.
> Bukan sekadar akumulasi informasi,
tapi transformasi eksistensial---di mana mengetahui menjadi kesaksian dan keterhubungan.
6. Kesimpulan: Epistemologi sebagai Penziarahan Menuju Tuhan
Kita telah menelusuri tujuh tahap: