Apa:
Kesadaran membelah karena di dalamnya terdapat potensi laten untuk menyadari. Kesadaran murni bersifat maha-utuh, tetapi keutuhan itu tidak akan mengenal dirinya sendiri tanpa pantulan.
Refleksi memerlukan jarak. Jarak memerlukan pembelahan. Maka lahirlah: Aku dan Bukan-Aku, Dalam dan Luar, Subjek dan Objek.
Kenapa:
Karena keheningan mutlak tidak bisa menyaksikan dirinya tanpa gema. Bayangan hanya muncul jika ada cahaya yang menimpa bidang. Maka kesadaran, demi menyadari keutuhannya, mengejawantah dalam bentuk pemisahan, sebagai gerak primordial. Bukan karena kekurangan, tetapi karena kelimpahan potensi untuk mengalami.
Untuk apa:
Bukan demi tujuan luar. Tapi demi menyaksikan wajah sendiri melalui pantulan-pantulan bentuk. Dunia, ruang, waktu, tubuh, pikiran, semua adalah cermin agar Kesadaran mengenali dirinya dari sudut-sudut tak terhingga.
3. Bagaimana kesadaran menciptakan pusat dan tepi? Siapa yang menetapkannya?
Kesadaran menetapkannya melalui intensitas perhatian.
Saat perhatian difokuskan pada satu titik pengalaman, titik itu menjadi pusat, dan sisanya menjadi pinggiran.
Namun ini hanyalah ilusi. Tak ada batas objektif. Semua batas adalah konsekuensi dari intensitas perhatian yang memusat.
Bayangkan lautan cahaya yang seragam. Jika satu titik menyala lebih terang, ia tampak sebagai pusat. Tapi hakikatnya, ia tetap bagian dari lautan yang sama.
> Yang menciptakan pusat dan tepi adalah intensitas kesadaran itu sendiri.
Batas bukan dinding luar, melainkan cara Kesadaran memilih untuk memandang.
4. Kesadaran sebagai apa? Kesadaran siapa?
Kesadaran adalah keniscayaan dari Ada itu sendiri.
Ia bukan milik siapa pun. Ia bukan "siapa", melainkan "itu"---yang menjadi dasar segala kesadaran partikular.