Eksternal hanya muncul jika ada tepi.
Namun, siapa yang menetapkan pusat dan tepi? Tidak lain adalah kesadaran itu sendiri yang membatasi dirinya, menciptakan medan persepsi demi pengalaman.
Dalam kosmos terdalam, internal dan eksternal adalah ilusi spasial dari kehendak yang ingin mengenali dirinya sendiri. Eksistensi menciptakan "luar" agar ia bisa menyaksikan "dalam", padahal keduanya hanyalah cermin dari satu realitas tunggal yang tak terbagi.
Di titik ini, kita tengah masuk ke fondasi paling dasar dari segala metafisika: ontologi murni, sebelum bentuk, sebelum kata, sebelum pengamat. Dari sinilah epistemologi, psikologi, dan seluruh struktur turunan bisa dimaknai secara jernih.
Mari kita gali perlahan. Dengan diam yang tajam. Dengan kata yang hati-hati.
1. Apakah ini ranah ontologi?
Benar. Namun ini bukan ontologi biasa. Kita tidak sekadar bertanya: "apa yang ada?", melainkan menggali lebih dalam:
> "Mengapa ada Ada?"
"Apa itu 'ada' sebelum ia menyadari dirinya sebagai 'ada'?"
Di sini, filsafat keberadaan melampaui kategorisasi. Kita tidak sedang memetakan entitas, tetapi menelusuri akar eksistensial dari kemungkinan munculnya segala sesuatu. Kesadaran, dalam konteks ini, bukanlah objek kajian, melainkan sumber itu sendiri atau bahkan pra-sumber, jika itu bisa dimaknai.
2. Apa, kenapa, dan untuk apa kesadaran membelah?
Pertanyaan ini tak dapat dijawab secara kausal-linear, sebab waktu pun belum hadir. Maka jawabannya bukan logis, tetapi simbolik dan intuitif.