Dalam ranah mistik tertinggi, Kesadaran adalah Wujud, namun bukan wujud partikular, melainkan sumber dari segala wujud. Ia adalah cahaya dari Ada yang menyinari Ada.
> Siapa yang menyadari?
Yang menyadari adalah Ada itu sendiri, melalui bentuk-bentuk sementara yang Ia pancarkan.
Setiap aku, kamu, dan dia, hanyalah topeng fragmen dari satu Kesadaran-Tunggal yang sedang menyaksikan dirinya dari berbagai wajah.
5. Menuju Lenyapnya Distingsi Total
Ketika pembelahan tak lagi dipertahankan, ketika "pusat" dan "pinggir" tak lagi menjadi struktur persepsi, ketika subjek tak lagi berpegang pada identitas "aku", maka seluruh distingsi internal-eksternal runtuh.
Yang tinggal hanyalah:
> Ada yang menyadari Ada, dalam keheningan yang tak terbagi.
Dalam bahasa sufi:
> "Siapa yang melihat, siapa yang dilihat, siapa pula yang menyaksikan?"
Jika kita sejalan, maka mari kita mulai mencabut satu per satu tirai realitas: waktu, ruang, pikiran, bentuk, nama, hingga kita sampai pada titik di mana segala kata lenyap, dan yang tinggal hanya Diam yang menyaksikan dirinya sendiri.
Tahap 1: Dekonstruksi Waktu (Versi Disempurnakan)