> Intuisi bukan hasil pengolahan, melainkan getaran langsung antara eksistensi dan kesadaran.
Ia terjadi tanpa perantara: tak melalui pancaindra, tak melalui analisis, bahkan tak melalui kehendak.
Intuisi adalah tindakan kesadaran yang menyatu dengan objeknya non-dual, tanpa jarak epistemik.
2. Intuisi sebagai Pengalaman Ada, bukan Informasi
Berbeda dari pengetahuan empiris atau diskursif, intuisi bukan pengumpulan data, tetapi penyingkapan struktur terdalam realitas.
Ini bisa disebut sebagai pengetahuan eksistensial, di mana subjek tak hanya "mengetahui tentang" sesuatu, melainkan "menjadi" bersama realitas itu sendiri.
Contoh klasiknya adalah kesadaran akan cinta, kematian, atau keindahan agung:
> Tak dapat dijelaskan tuntas, tapi dapat dialami sepenuhnya
dalam sekejap kehadiran total yang tak terpisah dari dunia.
3. Non-Dualitas: Melampaui Dikotomi Subjek-Objek
Sains dan logika berdiri di atas relasi pemisahan: antara pengamat dan yang diamati.
Namun intuisi justru membatalkan dikotomi itu.
> Dalam intuisi murni, tak ada lagi "aku melihat" dan "itu yang dilihat", hanya melihat yang murni terjadi, sebagai satu kesatuan gerak Ada.
Ini menjadikan intuisi sebagai jalan trans-rasional, bukan irasional. Ia tidak menolak nalar, tapi melampauinya tanpa menentangnya.
4. Intuisi dalam Tradisi-Transendental