> Maka intuisi bukan sekadar sumber pengetahuan,
tapi gerak keintiman antara subjek dan Ada yang tak terpisah.
Tahap 6: Keyakinan: Jembatan antara Keterbatasan Pengetahuan dan Realitas Transenden
Ketika nalar berhenti dan intuisi menyingkap, keyakinan menjembatani antara pengetahuan yang mungkin dan realitas yang mutlak.
1. Keyakinan bukan Kebodohan, tapi Keberanian Mengakui Batas
Dalam tradisi rasionalistik, keyakinan (faith, iman) sering dianggap inferior dibanding science atau reason, seolah-olah ia adalah bentuk "ketidaktahuan yang dibungkus harapan."
Padahal, justru kesadaran akan batas kemampuan pengetahuanlah yang menjadi fondasi bagi lahirnya keyakinan:
> Keyakinan bukan pengganti pengetahuan,
tapi struktur batin yang menopang eksistensi ketika pengetahuan tak lagi cukup.
2. Antara Dogma dan Epistemologi Keyakinan
Keyakinan yang buta pada otoritas bisa melahirkan dogma. Tapi keyakinan yang reflektif, yang sadar akan kompleksitas realitas, keterbatasan akal, dan kemungkinan dimensi transenden adalah sikap epistemologis yang tinggi.
> Ia bukan asal percaya, tapi kesanggupan untuk hidup secara otentik dalam misteri, menjaga komitmen terhadap kebenaran, bahkan saat ia belum utuh terlihat.
3. Keyakinan dan Realitas yang Melampaui Logika