Mohon tunggu...
bucek molen
bucek molen Mohon Tunggu... Konsultan

Pernah tinggal di banyak kota, mencintai beberapa orang, dan menyesali hampir semuanya. Menulis bukan untuk didengar, tapi agar suara-suara dalam kepala tak meledak diam-diam. Tidak sedang mencari pengakuan, hanya menaruh serpihan hidup di tempat yang tidak terlalu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cinta Segitiga yang Aneh di Sekolah Favorit

10 Juli 2025   14:22 Diperbarui: 12 September 2025   07:03 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pestanya berlangsung seperti dugaan:
Ramai, penuh lampu kelap-kelip, musik disko, dan teman-teman sekolah yang datang pakai baju terbaik mereka.
Di ruang belakang rumah, ada layar besar dan sofa empuk.

Aku mengobrol dengan beberapa teman, makan sedikit, lalu keluar ke teras.
Tak lama, Marcel mendekat.

"Mau pulang sekarang?."

Aku menggeleng.

"Nggak usah. Aku pulang bareng Dinda, kebetulan searah."

Dia diam beberapa detik.

"Oh... okay. Ya udah, hati-hati ya."

Aku tersenyum kecil, tapi tak ada niat menoleh lagi.

Bab 3 -- Tukang Bolos, Nasi Padang H. Munir, dan Dunhill Menthol

"Kadang, yang bikin kita tertarik bukan siapa dia... tapi gimana dia bikin dunia jadi nggak sesempit itu-itu aja."

Hari itu Selasa.
Matahari nyolot banget. Udara lengket.
Dan entah kenapa, semua pelajaran hari itu terasa kayak fotokopi dari hari-hari sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun