Mohon tunggu...
bucek molen
bucek molen Mohon Tunggu... Konsultan

Pernah tinggal di banyak kota, mencintai beberapa orang, dan menyesali hampir semuanya. Menulis bukan untuk didengar, tapi agar suara-suara dalam kepala tak meledak diam-diam. Tidak sedang mencari pengakuan, hanya menaruh serpihan hidup di tempat yang tidak terlalu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cinta Segitiga yang Aneh di Sekolah Favorit

10 Juli 2025   14:22 Diperbarui: 12 September 2025   07:03 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam istirahat kedua, perpustakaan sepi seperti biasa.
Kecuali... hari itu nggak biasa.

Aku duduk di pojok meja baca Novel Mira W "Galau remaja di SMA'
Bukunya cuma hiasan. Yang lebih menarik justru cowok di seberang meja: Angga.
Dia lagi nyoret-nyoret pensil di buku yang entah punya siapa---gambar-gambar kecil yang... surprisingly keren.
Ada artis film Meg Tilly, ada tulisan vignette, ada gambar sepatu Air Jordan bolong.

"Bosen ya?" tanyaku sambil senyum kecil.

Dia angkat bahu. "Cuma lagi pengen tempat yang nggak terlalu berisik."

"Perpustakaan bukan tempat kamu biasanya."

"Aku juga bukan orang biasa," jawabnya.

Aku ketawa kecil.
Tapi ketawaku langsung berhenti...
waktu aku lihat seseorang berdiri nggak jauh dari rak sebelah: Marcel.

Masih pakai kemeja rapi, rambut klimis, ekspresi kaku.
Dia ngelihat kami. Lama.
Pandangan yang... nggak bisa aku artikan. Tapi juga nggak bisa aku abaikan.
Dia nggak nyapa. Cuma balik badan dan keluar.

Besoknya, kejadian kedua.
Hari itu langit mendung, tapi bukan yang dramatis.
Lebih seperti mendung biasa di Jambi menjelang sore.
Jalanan padat. Suara angkot dan klakson bersahutan di sepanjang Simpang Jelutung.

Kami dari makan bakso Selekta di pertigaan talang banjar, di traktir Lita, dan Angga menawarkan mengantar pulang, aku iya.

Cindy duduk di boncengan belakang GL Pro milik Angga.
Seragam abu-abu, dan rambutnya yang tergerai ditiup angin.
Angga di depan, cuek seperti biasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun