Mohon tunggu...
bucek molen
bucek molen Mohon Tunggu... Konsultan

Pernah tinggal di banyak kota, mencintai beberapa orang, dan menyesali hampir semuanya. Menulis bukan untuk didengar, tapi agar suara-suara dalam kepala tak meledak diam-diam. Tidak sedang mencari pengakuan, hanya menaruh serpihan hidup di tempat yang tidak terlalu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cinta Segitiga yang Aneh di Sekolah Favorit

10 Juli 2025   14:22 Diperbarui: 12 September 2025   07:03 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau udah nggak kuat lihat papan tulis."

Aku ketawa.

Kami duduk di saung kecil beralaskan tikar.
Angga menurunkan tas lusuh dari jok motornya.
Dan dari situ dia keluarkan:

Termos air panas kecil yang cukup untuk 2 gelas, kopi Cap AAA, gula pasir dalam plastik kecil, dan 2 cangkir lurik warna hijau yang sedikit gosong di pinggirnya.

Aku ngakak.

"Ini serius? Kamu bawa ginian ke sekolah?"

"Kalo hidupmu sering dihukum upacara dan dikeluarkan dari kelas Fisika, kamu harus punya cadangan kenyamanan."

"Sorry, kamu ranking berapa sih?"

"31 dari 40."

Aku nyengir.

"Prestasi juga itu."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun