Mohon tunggu...
bucek molen
bucek molen Mohon Tunggu... Konsultan

Pernah tinggal di banyak kota, mencintai beberapa orang, dan menyesali hampir semuanya. Menulis bukan untuk didengar, tapi agar suara-suara dalam kepala tak meledak diam-diam. Tidak sedang mencari pengakuan, hanya menaruh serpihan hidup di tempat yang tidak terlalu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cinta Segitiga yang Aneh di Sekolah Favorit

10 Juli 2025   14:22 Diperbarui: 12 September 2025   07:03 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar Cerita:
Jambi, 1989--1991Waktu itu, HP masih jadi barang yang mewah. Belum ada Wi-Fi. Dan masih bisa  masuk ke ujung bandara asal tidak ketahuan satpam.Kalau sore hari, anak-anak remaja kadang bolos sekolah hanya untuk duduk di rumput kering dekat landasan pacu, ngerokok, dan melihat pesawat lepas landas sambil nebak-nebak:
"Yang ini ke Jakarta atau ke Medan?"
Kami sekolah di salah satu SMA swasta paling elit di kota itu. Seragamnya putih-abu biasa, tapi isinya campur aduk: anak pejabat, anak pengusaha, anak galak, anak pintar, dan beberapa anak yang ranking-nya nggak jelas, tapi wajahnya terlalu susah untuk dilupakan.
Dan dari semua kisah yang terjadi di masa itu, cuma satu yang masih tinggal di kepalaku sampai sekarang:
Cinta segitiga yang aneh antara satu anak paling pintar, satu anak paling manis, dan satu anak paling malas.

Bab 1 -- Senin Siang dan Anak Baru

"Namaku Cindy. Cindy Poeraatmadja lengkapnya. Ketua kelas, ranking 1, dan katanya aku galak.
Padahal kalau semua orang berhenti nyebelin, aku juga bisa kok jadi manis.
Tapi ya, sekolah ini nggak pernah kasih aku kesempatan itu."

Hari itu aku datang ke sekolah lebih awal dari biasanya. Sopirku, Pak Darto, entah kenapa lagi semangat banget nyetel lagu Have you ever seen the rain-nya CCR di tape mobil.
Aku nggak terlalu protes. Lagunya cocok sama siang yang gerah tapi mulai terlihat mendung.

Sekolahku---SMA Pelita Nusa---adalah sekolah swasta paling elit di kota Jambi.Letaknya tidak sampai 1 KM ke Bandara Sultan Thaha, atau nama lamanya bandara Paalmerah.
Parkiran motor selalu penuh, tapi tidak ada yang boleh bawa mobil. Jadi kalau jam masuk dan pulang sekolah, mobil-mobil keren pada antre jemput.

Aku anak orang kaya lama. Yang kata orang-orang, udah nggak perlu pamer karena dari dulu juga udah punya.
Papaku punya tiga SPBU, kebun karet, dan sawit yang kalau panen hasilnya alhamdulillah. Mamaku dulu model di majalah Femina.
Dan aku? Ranking 1 tiap tahun dari awal kelas 1, Ketua Ekstrakurikuler Majalah Dinding, dan Ketua Kelas.
Jadi jangan salahin aku kalau mereka bilang aku galak.

Kadang, jadi cewek di sekolah ini memang harus galak, biar nggak disamain sama cewek-cewek yang hobi ngecengin cowok di koridor depan kelas.

Di kelas, aku duduk paling depan. Deket pintu---tempat strategis kalau mau pura-pura nyimak guru sambil ngelamun. Tapi siang itu aku ngerasa aneh.
Kayak ada sesuatu yang mau terjadi, tapi belum kelihatan.

Hari itu hari Senin, ketika wali kelas masuk dengan seorang anak laki-laki tinggi---180-an---berkemeja rapi, datang ke kelas 2 IPA 1.
Namanya Marcelino Jonathans.
Wajahnya ke bule-bulean, kulitnya putih bersih, logatnya kebarat-baratan. Ia baru pindah dari Australia karena ayahnya, seorang GM perusahaan minyak swasta, ditugaskan di Jambi.

Gaya jalannya kayak model catwalk yang kesasar ke kelas IPA: tegak, langkah panjang, pandangan lurus ke depan.
Seolah-olah semua cewek melirik ke dia---dan dia tahu itu.
Malah kayaknya dia mikir, "Gue paling ganteng di sekolah ini."

Matanya bukan yang genit, tapi lebih kayak ngetes:
"Lu kuat nggak ngelihat gue?"
Ilfeel? Belum. Tapi aneh? Iya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun