Mohon tunggu...
bucek molen
bucek molen Mohon Tunggu... Konsultan

Pernah tinggal di banyak kota, mencintai beberapa orang, dan menyesali hampir semuanya. Menulis bukan untuk didengar, tapi agar suara-suara dalam kepala tak meledak diam-diam. Tidak sedang mencari pengakuan, hanya menaruh serpihan hidup di tempat yang tidak terlalu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Cinta Segitiga yang Aneh di Sekolah Favorit

10 Juli 2025   14:22 Diperbarui: 12 September 2025   07:03 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hm. Boleh. Jemput jam tujuh, ya."

Dia senyum makin lebar.

"Sweet. I'll be there sharp. You won't regret it."

Jam tujuh tepat, BMW E30 hitam itu berhenti di depan rumahku. Sopirnya keluar, membukakan pintu.

Aku masuk. Di dalam mobil, Marcel duduk rapi. Wangi parfumnya seperti majalah fashion.

Sepanjang perjalanan, dia banyak bicara.

"Jadi waktu aku di Brisbane, aku sempat ikut debat regional. Seru sih, walaupun bahasa Inggris Aussie itu unik banget. Agak nasal, tapi gue udah biasa."

"Trus... menurut kamu, sistem pendidikan di sini tuh kayaknya agak rigid, ya? Gak kayak di luar."

Aku mendengarkan. Tapi tak benar-benar masuk.
Kata-katanya panjang. Terlalu bangga. Terlalu berusaha terlihat lebih dari yang lain.

Padahal, aku juga anak orang kaya.
Aku juga pernah ke luar negeri.
Adikku bahkan sekolah di Singapura. Aku sendiri pernah ikut summer course juga.

Aku tahu dia bukan satu-satunya yang punya paspor.
Dan dalam diam, aku merasa dia pamer ke orang yang salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun