"Kamu bisa berenang?"
"Bisa dong," jawabku.
Dia tersenyum.
"Oke, kita ke Danau Sipin."
"Masa berenang di danau?" tanyaku heran.
Dia cuma ketawa.
Menjelang senja, kami berdua naik perahu kecil di Danau Sipin. Angga menyewa dari anak-anak kampung yang biasa menawarkan tumpangan. Langit sore kemerahan. Air tenang, dan suara riak perahu pelan sekali.
Kami duduk saling berhadapan. Diam. Hanya menikmati langit yang berubah warna pelan-pelan seperti lukisan air.
Saat perahu bergoyang ringan, aku bertanya sambil melihat ke arahnya:
"Kalau misalnya hari itu aku nggak ke kantin, kita nggak bolos, terus kita nggak pernah jadi deket... kamu bakal suka sama aku?"
Angga nggak langsung jawab. Dia mengambil waktu beberapa detik. Baru kemudian suaranya terdengar pelan tapi jelas:
"Siapa sih yang nggak suka sama yang bagus-bagus?
Kamu cantik, pintar, anak golongan the haves, dibanggakan guru-guru."
"Semua perempuan ingin jadi seperti kamu. Semua laki-laki ingin jadi pacarmu," katanya sambil melirikku.