Ariel merogoh saku celananya, mengambil smartphonenya dari sana, lalu mengecek jam yang ada di layar benda tersebut. Waktu menunjukkan pukul satu lewat delapan belas menit. "Aku harus pergi," katanya yang kemudian berdiri dari bangku.
"Lho, kenapa buru-buru sekali?"
"Ada urusan penting.
"Hmm ... Baiklah kalau begitu."
Ariel mengambil dompet hitam bergaris-garis merah dari saku belakang kiri celananya, mengambil selembar uang dari sana dan memberikan uang tersebut pada Eiji.
"Tidak usah!" tolak Eiji. "Hari ini tidak usah bayar." Ia mengembalikan uang itu pada Ariel.
Ariel menatap bingung pada Eiji dan mengambil uang yang dikembalikan pria tersebut. Setelah memasukkan uang itu pada dompetnya dan mengantongi dompet tersebut di saku belakang kiri celananya, Ariel beranjak keluar dari tempat itu.
Setelah keluar dari rumah bernama 'Cous Coussier' tersebut, Ariel menaiki motornya, mengambil lalu memakai helm yang menggantung di stang, lalu menaikkan standar motor itu, menstarternya dan melesat meninggalkan tempat tersebut.
=***=
Malam harinya di kamar Ariel.
Pemuda itu tengah berkutat di meja belajarnya. Di meja belajar tersebut banyak sekali buku tergeletak dan smartphone kesayangannya. Ariel menulis di sebuah buku bersampul merah dan sesekali ia melirik ke arah buku lain yang letaknya dekat dengan buku sampul merah tersebut. Ketika sedang fokus-fokusnya menulis, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk oleh seseorang yang membuat fokus Ariel terpecah.