Ariel mengambil kantung plastik tersebut. Ia lalu membuka ikatan kantung plastik itu dan mengambil sesuatu di dalamnya. Sesuatu itu ialah celana kolor warna hitam dengan simbol merah besar yang sama seperti simbol merah di kalung Ariel. Simbol itu ada di bagian depan dan belakangnya.
"Mudah-mudahan kau suka kolor buatanku." Eiji tersenyum.
"Modelnya bagus," ucap Ariel. Ia kembali memasukkan kolor itu ke dalam plastik dan kembali mengikat plastik tersebut.
"Oh iya, Ariel, apa kau sudah tahu berita tentang kelangkaan bahan bakar hari ini?" tanya Eiji.
Ariel mengangguk. "Aku menontonnya tadi pagi. Untungnya meski sekarang harganya sangat mahal, aku masih mampu membelinya."
Tiba-tiba, Hina datang sambil membawa nampan warna cokelat berisi semangkuk sup miso dan segelas kopi susu. "Sekarang makan dan minum ini saja dulu," katanya sembari menghidangkan sup miso dan kopi susu itu di atas meja Ariel.
"Terimakasih, Kak Hina," ucap Ariel sambil menatap Hina.
Hina tersenyum manis. "Sama-sama." Ia lalu pergi sambil membawa nampan yang isinya sudah kosong.
"Jadi, apa kau tertarik dengan kasus kelangkaan bahan bakar ini?" tanya Eiji pada Ariel
"Jika pelakunya adalah 'Mechaster', maka aku akan segera bertindak," jawab Ariel.
"Lalu jika bukan?"