experience) atas realitas spiritual yang dihayati melalui kontemplasi batin. Ilmu pengetahuanÂ
dalam kerangka ini dipahami sebagai hasil penyinaran hakikat dari Allah kepada hamba-Nya.Â
Peran rasio hanya sebatas sarana penjelas pengalaman spiritual yang diperoleh melaluiÂ
perenungan, tafakur, doa, dan dzikir. Sumber data yang digunakan dalam metode IrfaniÂ
bukan berupa data empiris eksternal, melainkan intuisi, bisikan hati, serta pengalamanÂ
batiniah. Analisis tidak mengikuti pola yang sudah baku (off-the-shelf), melainkanÂ
bergantung pada proses pencerahan batin dan intuisi.Â
Pendekatan Irfani menekankan instrumen pemahaman yang bersifat batiniah, sepertiÂ
dhawq (rasa spiritual), qalb (hati), wijdn (kesadaran batin), basrah (mata hati), dan intuisi.Â
Dalam aplikasinya digunakan dua metode utama, yakni manhaj kashf dan manhaj iktishaf.Â
Manhaj kashf menunjuk pada jalan ma'rifat Irfani yang tidak bergantung pada akal atauÂ