memberi gambaran tentang keragaman epistemologi Islam, tetapi juga membuka ruang bagiÂ
sintesis baru yang lebih holistik, di mana teks, intuisi, dan rasio saling melengkapi dalamÂ
membangun horizon pengetahuan yang seimbang antara spiritualitas, rasionalitas, danÂ
otoritas wahyu.
Saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah perlunya pengembangan modelÂ
integratif antara epistemologi Bayani, Irfani, dan Burhani dalam studi keislamanÂ
kontemporer. Integrasi ini diharapkan mampu melahirkan pola pikir yang komprehensif,Â
tidak hanya berlandaskan teks dan tradisi, tetapi juga mengakomodasi kedalaman spiritualÂ
serta rasionalitas ilmiah, sehingga menghasilkan paradigma pengetahuan yang lebih relevanÂ
untuk menjawab tantangan zaman modern tanpa meninggalkan akar nilai-nilai Islam.                                                                                               Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI