Kekuatan pendekatan Burhani adalah kemampuannya memberikan strukturÂ
pengetahuan yang rasional dan koheren, meskipun tetap dikritik karena berusahaÂ
memasukkan seluruh realitas ke dalam kerangka akal, padahal ada aspek kehidupan yangÂ
tidak dapat sepenuhnya dijelaskan secara rasional. Perbedaan mendasar antara ketigaÂ
epistemologi ini menunjukkan adanya tiga jalan utama dalam memahami kebenaran. BayaniÂ
lebih menekankan kepatuhan pada teks wahyu, Irfani menekankan kedalaman pengalamanÂ
spiritual, dan Burhani menekankan kekuatan akal dan rasio. Orientasi Bayani bersifatÂ
normatif dan tekstual, Irfani bersifat esoteris dan intuitif, sedangkan Burhani lebih empiris-rasional. Ketiga epistemologi ini bukan hanya mewakili perbedaan cara pandang, tetapi jugaÂ
saling melengkapi, sebab dalam praktiknya seringkali dibutuhkan integrasi antara teks,Â
intuisi, dan rasio untuk menghadirkan pemahaman yang utuh mengenai kebenaran.
PENUTUP