Dengan kata-kata itu, ia memberinya sebatang pohon kurma, sebuah cangkul emas, sebuah ember emas, dan sehelai kain sutra, serta berkata bahwa pohon kurma itu harus ditanam, dan benda-benda lainnya untuk merawatnya.
Â
Sang pangeran, terheran-heran akan hadiah itu, berpamitan pada sang peri dan kembali ke negerinya, di mana, setelah ia memberikan kepada anak-anak tirinya semua yang telah mereka minta, barulah ia menyerahkan kepada putrinya hadiah dari peri.
Â
Hampir meledak karena girang, Zezolla menanam pohon kurma itu di sebuah pot yang indah, mencangkulnya, menyiraminya, dan mengeringkannya dengan kain sutra setiap pagi dan sore, sehingga setelah empat hari, ketika tanaman itu telah tumbuh setinggi seorang wanita, muncullah seorang peri darinya dan berkata kepadanya, "Apa yang kauinginkan?"
Â
Zezolla menjawab bahwa ia ingin sesekali keluar rumah, tetapi tanpa diketahui oleh saudara-saudaranya.
Â
Sang peri menjawab, "Setiap kali kau mau, pergilah ke pot itu dan ucapkan:
Kurma emas milikku,
Telah kucabut rumputmu dengan cangkul kecil dari emas,
Telah kusiram engkau dengan ember kecil dari emas,
Telah kukeringkan engkau dengan kain sutra,
Sekarang telanjangilah dirimu dan pakaikanlah aku!
Dan ketika kau ingin menanggalkan pakaian, ubahlah baris terakhir menjadi:
"Telanjangilah aku dan kenakanlah dirimu kembali!'"
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130