Mohon tunggu...
Doppo Bungaku
Doppo Bungaku Mohon Tunggu... Pendongeng Pemula

Konon, ada seorang pengembara yang memikul ransel berisi serpihan cerita. Ia mendengar bisikan pohon tua, percakapan api unggun, dan nyanyian anak-anak yang terlupakan. Semua ia simpan, satu per satu, hingga terkumpul menjadi mozaik dongeng yang bisa membuat siapa pun kembali percaya pada keajaiban.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lo cunto de li cunti atau Pentamerone: Hari Pertama

5 Oktober 2025   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi editan pribadi (sumber gambar asli: Wikimedia Commons / Warwick Goble) 

Namun demikian, ketika ia menghitung dengan jarinya segala malapetaka yang telah terjadi, dan mempertimbangkan bahwa dengan menghancurkan segalanya seperti seekor keledai sejati ia telah kehilangan lomba dalam memperebutkan kasih sayang Grannonia, ia pun memutuskan dengan sepenuh hati untuk tidak membiarkan dirinya ditemukan hidup-hidup oleh ibunya.

 

Maka dibukanya kendi kecil berisi kacang yang diawetkan, yang oleh ibunya telah diberitahukan sebagai racun, dan ia tak mengangkat tangannya hingga terlihat dasar kendi. Dan ketika perutnya sudah penuh kenyang, ia pun menyelipkan dirinya masuk ke dalam tungku perapian.

 

Sementara itu, ibunya pulang. Ia mengetuk pintu cukup lama, tetapi melihat bahwa tak ada seorang pun yang mendengar, ia menendang pintu, masuk ke dalam, dan memanggil anaknya dengan suara lantang. Ketika melihat tak ada jawaban, ia pun merasa firasat buruk, dan semakin mencekam hatinya, semakin nyaringlah ia berteriak, "Oh, Vardiello! Oh, Vardiello, apakah kau tuli; mengapa tidak kau dengar aku? Apakah kau encok; mengapa tidak kau berlari datang? Apakah kau sakit parah; mengapa tak kau jawab? Di manakah kau, wajah pembawa tiang gantungan? Ke mana kau menyelinap, anak durhaka? Oh, andai saja aku telah menenggelamkanmu di sumbernya, ketika aku melahirkanmu!"

 

Ketika Vardiello mendengar hiruk pikuk ini, akhirnya ia menjawab dengan suara paling menyedihkan, "Di sini aku, Ibu. Aku di dalam tungku, dan engkau takkan pernah melihatku lagi."

 

"Mengapa tidak?" jawab ibunya yang malang.


 "Karena aku telah meracuni diriku sendiri," sahut sang anak.


 "Astaga," tambah Grannonia, "bagaimana bisa? Apa alasanmu melakukan kejahatan ini? Dan siapa yang memberimu racun itu?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun