Mohon tunggu...
Doppo Bungaku
Doppo Bungaku Mohon Tunggu... Pendongeng Pemula

Konon, ada seorang pengembara yang memikul ransel berisi serpihan cerita. Ia mendengar bisikan pohon tua, percakapan api unggun, dan nyanyian anak-anak yang terlupakan. Semua ia simpan, satu per satu, hingga terkumpul menjadi mozaik dongeng yang bisa membuat siapa pun kembali percaya pada keajaiban.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lo cunto de li cunti atau Pentamerone: Hari Pertama

5 Oktober 2025   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi editan pribadi (sumber gambar asli: Wikimedia Commons / Warwick Goble) 

 

Begitu ia selesai makan, muncullah sebuah ranjang penuh buih emas, dan ketika butiran sepatunya dilepaskan, ia berbaring untuk tidur, demikian pula seluruh rombongan istana, yang juga telah kenyang setelah berpesta di seratus meja lain yang terhidang di ruang-ruang lainnya."

 

Ketika pagi tiba dan raja hendak berangkat, ia ingin membawa kedua bocah kecil itu bersamanya. Namun Vastolla keluar bersama suaminya dan, sambil melemparkan diri di kaki sang ayah, ia memohon pengampunan serta menceritakan segala petualangannya.

 

Raja, yang kini melihat bahwa ia telah mendapatkan dua cucu yang laksana permata dan seorang menantu tampan bak peri, memeluk mereka semua dan membawa mereka kembali ke kota. Dan untuk merayakan perolehan yang begitu indah ini, ia memerintahkan diadakannya pesta besar yang berlangsung selama berhari-hari.

 

Dan akhirnya ia pun harus mengakui, meski di luar kehendaknya sendiri, bahwa manusia boleh berencana, namun Tuhanlah yang menentukan.

Vardiello

Hiburan Keempat dari Hari Pertama

Sesudah Meneca selesai dengan kisahnya, yang dinilai tak kalah menakjubkan daripada kisah-kisah lainnya, yang penuh dengan kejadian aneh yang membuat para pendengarnya menahan napas sampai akhir---Tolla, menuruti perintah pangeran, maju untuk berbicara. Tanpa membuang waktu ia berkata demikian:

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun