Mohon tunggu...
Doppo Bungaku
Doppo Bungaku Mohon Tunggu... Pendongeng Pemula

Konon, ada seorang pengembara yang memikul ransel berisi serpihan cerita. Ia mendengar bisikan pohon tua, percakapan api unggun, dan nyanyian anak-anak yang terlupakan. Semua ia simpan, satu per satu, hingga terkumpul menjadi mozaik dongeng yang bisa membuat siapa pun kembali percaya pada keajaiban.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lo cunto de li cunti atau Pentamerone: Hari Pertama

5 Oktober 2025   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi editan pribadi (sumber gambar asli: Wikimedia Commons / Warwick Goble) 

 

Perintah itu pun segera dijalankan. Setelahnya, sang pangeran menikahkan adik bungsu para perempuan jalang itu dengan pelayannya sendiri, memberinya mahar yang pantas, dan memberi pula orangtua si murad cukup harta untuk hidup sejahtera. Ia pun hidup berbahagia bersama sang peri, sementara putri-putri neraka itu, menutup hidup mereka dalam siksaan yang pahit, membuktikan kebenaran peribahasa para bijak kuno:

 

"Kambing pincang masih bisa berjalan, bila tak ada yang menghadang."

Peruonto

Hiburan Ketiga pada Hari Pertama

Mereka semua tampak sangat gembira atas hiburan yang telah diterima sang pangeran malang, dan juga atas hukuman yang dijatuhkan kepada para perempuan jahat itu. Tetapi karena giliran berbicara kini jatuh pada Meneca, maka percakapan yang lain pun dihentikan, dan ia mulai bertutur sebagai berikut:

 

Perbuatan baik tak pernah sia-sia; barangsiapa menabur keramahan akan menuai manfaat, dan barangsiapa menanam kebaikan akan memanen kasih sayang. Sebuah kebaikan yang ditujukan kepada jiwa yang tahu berterima kasih takkan pernah mandul, melainkan menumbuhkan rasa syukur dan melahirkan balasan. Manusia selalu dapat menemukan bukti akan hal ini dalam pengalaman sehari-hari; dan kalian akan melihat salah satu contohnya dalam kisah yang hendak kuceritakan.

 

Seorang wanita terpandang dari Casoria, bernama Ceccarella, memiliki seorang anak lelaki bernama Peruonto. Ia adalah makhluk paling muram, paling dungu, dan paling tolol yang pernah diciptakan Alam. Karena itulah hati sang ibu malang lebih hitam daripada kain perca tua; seribu kali dalam sehari ia mengutuki lututnya sendiri yang dahulu telah membuka jalan bagi kelahiran seorang pemburu lalat yang tak lebih berharga daripada beratnya air mani seekor anjing.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun