Â
Maka Micco pun segera melemparkan tongkatnya, dan seketika muncullah hutan rimba yang menakutkan, sukar ditembus.
Â
Begitu tiba di hadapan rintangan itu, si ogre mencabut kapak besar yang selalu ia bawa di pinggang, lalu menebang pohon poplar di sini, pohon ek di sana; di satu sisi ia menumbangkan dogwood, di sisi lain pohon service, sehingga hanya dengan empat atau lima tebasan saja, ia merobohkan hutan itu ke tanah dan berhasil lolos tanpa luka sedikit pun.
Â
Mase, yang memiliki telinga seperti kelinci, kembali meninggikan suaranya, "Janganlah kita berdiri di sini seakan hendak bercukur; si ogre telah menumbuhkan sayap, dan dalam sekejap ia akan berada di punggung kita."
Â
Mendengar ini, Petrullo segera meneguk setetes air dari sebuah pancuran kecil yang menitik perlahan dari cangkang batu, lalu meludahkannya ke tanah, dan, lihatlah! muncullah sungai besar yang menggelegar.
Â
Ketika si ogre melihat halangan baru ini dan menyadari bahwa untuk setiap lubang yang ia buat, yang lain segera menemukan penutupnya, ia pun menanggalkan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat, lalu berenang ke seberang dengan pakaiannya diangkat di atas kepala.
Â
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130