Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pemberontakan Cinderela

22 Mei 2019   07:09 Diperbarui: 22 Mei 2019   07:13 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bawa kok, Rick."

"Lalu apa masalahnya?"

"Aye juga nggak tahu, Rick!" Jaja terlihat mulai menangis takut, "Masa nih bapak-bapak polisi ngira aye teroriiiisss!" teriaknya.

Ternyata saat itu, Jaja yang mengenakan kostum hitam-hitam, bersepatu tentara, membawa 2 buah pisau mainan dan memakai ikat pinggang yang berisikan granat mainan, sedang ditodong dengan senjata oleh 4 pria berjas hitam dan 2 orang petugas kepolisian. Jaja menangis ketakutan,

"Tolooong, Riiicck! Aye sedang ditodong ame senjata betulaan! Huaaaa..." tangis Jaja ketakutan. 

"Eh..iya, Jak! Sabar sebentar. Aku segera turun!" jawab Erick dengan wajah bingung sambil menutup hp nya dengan segera.


Erick menatap Ivan, yang dari tadi mengamatinya, dengan wajah cemas,

"Sorry, Bro! Aku harus pergi. Salah seorang temanku dalam keadaan darurat satu!"

"Ada apa? Apa perlu bantuanku?" tanya Ivan.

"Tidak usah, Bro. Aku yakin ini hanyalah kesalah pahaman. Jangan khawatir." tenang Erick.

Erick lalu berjalan menuju pintu. Namun di depan pintu ia berhenti dan memutar badannya menatap Ivan,

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun