Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pemberontakan Cinderela

22 Mei 2019   07:09 Diperbarui: 22 Mei 2019   07:13 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jangan pulang dulu. Temani aku membuka dansa ini"

Ivan menarik tangan Aya, yang masih kebingungan, ke lantai dansa. Setibanya di lantai dansa, Ivan melepaskan tangan Aya dan memutar badannya dengan anggun. Ia menatap Aya penuh senyuman,

"Maafkan kelancangan saya, Nona. Namun sudikah kiranya anda menjadi gadis paling sial di dunia dan berdansa dengan saya?" pintanya mengulurkan tangannya dengan anggun.

Aya menatap tangan Ivan dengan wajah pucat. Ivan tersenyum manis pada Aya,

"Karena anda diam saja, saya anggap itu artinya iya!"katanya langsung memegang tangan Aya.

Ivan menjentikan jarinya dan alunan musik pembuka dansapun dimulai. Para tamu undangan satu persatu ikut berdansa mengelilingi meraka. Semua gadis yang ada di pesta, melirik Aya dengan wajah iri.


Ivan menarik Aya mendekat dan berbisik pelan,

"Santai saja"

Mereka mulai berdansa. Tapi Aya yang sama sekali tidak bisa menari, terlihat mengikuti gerakan Ivan dengan kaku dan sesekali hampir terpeleset jatuh. Ivan namun dengan santai menahan tubuh Aya dan menatap Aya sambil tersenyum,

"Kelihatannya anda belum pernah berdansa sebelumnya" katanya.

Aya menganggukan kepalanya dengan gugup, sama sekali tidak mau melihat Ivan. Ivan tersenyum kecil melihat hal itu.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun