Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pemberontakan Cinderela

22 Mei 2019   07:09 Diperbarui: 22 Mei 2019   07:13 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aya mengawasi semua itu dengan wajah melongo tak percaya. Piring kue yang ada di tanganya jatuh seketika. Ketika itulah wajah Aya berubah pucat pasi dan tubuhnya mulai gemetar hebat,

"Mati aku!" Aya memukuli mulutnya dengan gemas, "Nih muluuut, kenapa suka bikin perkaraaa!" Aya meringis menahan tangis, "Ini yang disebut dengan'mulutmu adalah harimaumu, sesekali pasti akan menerkammu' menerkammu sampai mati!" Aya menatap Ivan, yang sudah berada di atas panggung, dengan wajah ketakutan, "Sekarang, aku pasti masuk bui" katanya lemas tak sanggup bergerak.  

Ivan yang berada di panggung memberikan anggukan anggun pada MC. MC lalu mundur mempersilahkan Ivan. Ivan tersenyum menatap para tamu,

"Terima kasih atas kedatangan teman-teman semua di acara ini. Saya berharap teman-teman bisa menikmati pesta ini. Izinkanlah saya meminta maaf yang sebesar-besarnya, bila ada satu atau dua kejanggalan dan ketidaknyamanan yang dirasakan ketika berada di sini. " Ivan lalu menatap Aya, yang masih terpaku lemas. Ivan tersenyum, "Sejujurnya.." Ivan kembali menatap para tamu, "...pesta ini terasa sangat menyenangkan bagi saya pribadi. Dan saya berharap hal ini juga yang dirasakan oleh para tamu yang hadir."

Tiba-tiba datang seorang pelayan membawakan nampan yang di atasnya terdapat gelas jus. Ivan lalu mengambil gelas itu dan mengangkat gelasnya,

"Di luar negeri ada kebiasaan bersulang menggunakan sampanye. Kita harus memaklumi hal tersebut. Negara mereka tidak seberuntung kita yang memiliki negara bertanah subur. Di sini bahkan tongkatpun ketika dilempar, berubah menjadi tanaman. Jadi di negara kita bisa tumbuh subur beraneka ragam buah dan tanaman yang bisa dibuat minuman atau jus buah untuk dibawa bersulang. Karena itu, marilah kita bersulang untuk kemakmuran negara kita! Cheers!" katanya mengangkat gelasnya.


"Cheers!" jawab para tamu undangan ikut mengangkat gelas mereka.

Ivan kemudian menyerahkan kembali gelas itu pada pelayan dan menatap para tamu sambil merentangkan tangannya dengan lebar,

"Selamat menikmati pesta ini"

Para tamu bertepuk tangan dengan antusias. Ivan lalu berjalan turun dari panggung. Ia menyapa beberapa tamu undangan. Sementara itu, para gadis terlihat berusaha mencuri-curi kesempatan untuk bisa mendekatinya. Tapi para pengawal Ivan menghalangi mereka. Musik mulai mengalun. Para tamu ada yang mulai berdansa.

 "Apa yang mesti aku lakukan? Apa sebaiknya aku segera menyerahkan diri" kata Aya yang lemas, membayangkan kedua tangannya diborgol dan Ivan tertawa terbahak-bahak. Aya tiba-tiba memukul jidadnya, "Dasar bego! Lo bego amat sih, Ay! Ngapain juga masih ada di sini! Mumpung ndak ada yang perhatiin, mendingan aku segera kabur!" serunya antusias.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun