Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Mobil yang Terbakar

18 September 2025   20:20 Diperbarui: 18 September 2025   18:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

 "Lupakan saja," kata Pringadi ketika dia mengungkitnya. "Sekarang sudah terlambat. Kamu hanya akan menjadi bajingan yang gelisah, yang terlalu tertarik dengan mobil yang terbakar. Kalau aku jadi tetanggamu, aku akan memanggil polisi begitu kamu mengetuk pintu. Mana Laporan Laba Rugi yang kuserahkan padamu?"

Tetap saja, dia terus memikirkannya.

Itu tidak sepadan - Pringadi benar, dan selain itu, lingkungannya penuh dengan orang paranoid. Bisa-bisa akan berakhir dengan pertengkarannya tentang penipuan asuransi dengan bajingan yang menyalakan mobilnya sendiri - tapi dia hanya ingin seseorang memahaminya. Itu saja.

***

Di dalam bus, dia memeriksa tagihan melalui ponselnya, dan dia terlambat untuk melihat apakah lelaki tua itu ada di jendela lagi.

Mungkin. Banyak hal yang terjadi yang membuatnya merasa buruk.

***

Ketika dia berbelok ke gedung apartemen dan melihat mobil itu masih di sana, perutnya terasa mulas.

Dia mengharapkan yang lebih baik, dari seseorang yang peduli.

Dalam perjalanannya, dia berpapasan dengan Ny. Kristanti. Wanita tua itu menyapu dedaunan dengan mata tertuju ke tanah.

Dia sangat marah hingga hampir bertanya pada wanita tua itu tentang mobil tersebut - dia sudah membuka mulut untuk bertanya, "Apakah hanya aku yang bisa melihat mobil sialan ini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun