Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Mobil yang Terbakar

18 September 2025   20:20 Diperbarui: 18 September 2025   18:24 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Dia tidak pernah mengerti apa yang lucu dari hal-hal itu sehingga harus membangunkan tetangga yang sedang beristirahat.

Anak laki-laki kedua mengayunkan pukulannya namun meleset, dan anak putus sekolah yang membawa rokok itu tertawa lagi, berpura-pura membekapnya dengan lengan bajunya, namun suaranya bergema hingga ke dinding apartemen.

Dia berharap anak-anak ini terbakar di dalam mobil, hanya untuk membuatnya diam.

Anak itu mendongak dan melihatnya.

Dia tidak tahu bagaimana itu mungkin. Di luar gelap dan di dalam apartemen gelap, tapi dia masih bisa melihat mobil yang terbakar, jadi mungkin keadaannya tidak pernah segelap yang dia kira.

Anak itu memasang ekspresi aneh di wajahnya, dan meraih temannya tanpa melihat ke belakang, jadi sekarang temannya juga melihatnya.

Dia tidak bergerak. Dia adalah warga yang mengkhawatirkan tindakan vandalisme. Mereka seharusnya takut padanya, setelah apa yang mereka lakukan.

Anak-anak itu menjauh dari gedung apartemen, menyusuri jalan dan menghilang melewati garis pandangnya, dan kemudian dia mendengar dua pasang kaki berlari.

Bangkai mobil itu juga menghadap mereka, dan sesaat kemudian salah satu cahaya lampu depan menghilang, seperti bayangan bergerak melintasinya.

***

Pringadi pergi makan siang bersama Manajer Proyek tanpa memberitahunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun