Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggagas Program Masa Orientasi Wajib Karakter Nasional untuk Usia SMP

18 Agustus 2025   16:47 Diperbarui: 18 Agustus 2025   16:47 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Fungsi sosial-psikologis. Barak memberi rasa memiliki komunitas baru, sehingga remaja tidak lagi terseret kembali pada lingkungan toxic.

Dengan demikian, Masuk Barak dinilai sebagai "shock therapy" yang menyelamatkan jiwa-jiwa muda dari jurang kehancuran.

Pihak yang Mengkritik

Namun kritik keras datang dari kelompok lain, terutama psikolog perkembangan, aktivis HAM, dan sebagian akademisi. Mereka menyoroti beberapa hal:

1. Stigmatisasi dan labelisasi. Menempatkan remaja bermasalah di barak bisa menciptakan cap sosial yang sulit dihapus, seolah mereka adalah "generasi gagal" yang harus diisolasi.

2. Risiko represi psikologis. Pendekatan semi-militeristik yang keras berpotensi menimbulkan trauma baru atau sekadar menekan gejala, tanpa menyentuh akar masalah seperti kemiskinan, broken home, atau kegagalan sistem pendidikan.

3. Efek jangka panjang yang rapuh. Banyak yang khawatir, setelah keluar dari barak, remaja akan kembali pada pola lama karena fondasi perubahan tidak cukup dalam.

Bagi para pengkritik, Masuk Barak lebih menyerupai "patch solution" ketimbang reformasi substansial. Ia dianggap hanya menyelamatkan permukaan, tapi tidak mengobati luka struktural.

Cermin bagi Gagasan ini 

Pro-kontra ini memberi refleksi penting bagi gagasan wamil-edukatif pasca-SMP:

Bahaya labelisasi. Jika tidak hati-hati, program nasional bisa dianggap "paksaan negara" yang menekan kebebasan individu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun