Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggagas Program Masa Orientasi Wajib Karakter Nasional untuk Usia SMP

18 Agustus 2025   16:47 Diperbarui: 18 Agustus 2025   16:47 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Kesempatan Besar untuk Menanamkan Ketahanan dan Disiplin Sosial
Alih-alih memandang hormon ini sebagai ancaman, mereka justru bisa jadi modal emas. Dengan desain intervensi tepat (misalnya: latihan disiplin, kompetisi sehat, proyek kolektif, olahraga tim, tantangan berbasis prestasi), energi hormonal remaja dapat dikonversi menjadi daya juang, sportivitas, dan ketahanan sosial.

Program wajib karakter yang menggabungkan disiplin, team building, dan orientasi masa depan bisa menjadi "wadah fisiologis":

Mengalihkan dorongan testosteron dari tawuran ke olahraga kompetitif.

Mengarahkan sensitivitas dopamin dari adiksi gim/media sosial ke kecanduan pencapaian.

Melatih remaja menghadapi stres (latihan fisik, simulasi misi, kerja tim) sehingga sistem biologis mereka terbiasa dengan resiliensi, bukan pelarian.

Dalam kerangka biologis, intervensi ini berarti menunggangi ombak hormon, bukan melawannya. Dengan kata lain: jika pubertas adalah "bensin super," maka pembinaan karakter adalah sasis dan rem yang mengarahkan tenaga dahsyat itu ke arah konstruktif, bukan destruktif.

D. Kognitif & Moral

1. Tahap Transisi dari Konkret ke Abstrak (Piaget)
Menurut Jean Piaget, usia 11--16 tahun adalah periode masuk ke tahap operasi formal. Pada fase ini, remaja mulai bisa berpikir secara hipotetis-abstrak, bukan sekadar konkret-nyata. Artinya, mereka:

Sudah mampu berandai-andai (what if scenarios).

Mampu menyusun argumen logis, bukan hanya meniru.

Bisa mengembangkan idealisme (keadilan, kebenaran, cita-cita besar).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun