Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggagas Program Masa Orientasi Wajib Karakter Nasional untuk Usia SMP

18 Agustus 2025   16:47 Diperbarui: 18 Agustus 2025   16:47 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, kemampuan ini sering kali belum stabil. Banyak remaja yang sudah bisa "berfilosofi" di satu sisi, tapi masih bertindak impulsif di sisi lain. Ini karena pola pikir abstrak mereka belum sepenuhnya sinkron dengan kontrol emosional prefrontal cortex (yang matang di usia 20-an).

2. Mampu Memahami Nilai, Masa Depan, dan Konsekuensi
Secara moral, masa remaja adalah fase ketika nilai-nilai hidup mulai dipertanyakan dan dipilih. Mereka tidak lagi sekadar menerima dogma dari orang tua/guru, tapi ingin menguji, membandingkan, bahkan menantang.

Di sinilah letak potensi emasnya:

Mereka sudah sadar ada masa depan dan mulai bisa menghubungkan keputusan hari ini dengan dampaknya kelak.

Mereka mulai mencari sistem nilai yang bisa mereka pegang: apakah agama, ideologi, komunitas, atau bahkan tokoh panutan.

Mereka punya potensi untuk berkomitmen pada visi besar, asalkan ditanamkan dengan cara yang relevan dan inspiratif.

Jika tidak diarahkan, potensi abstrak ini bisa berbalik jadi nihilisme ("hidup nggak ada artinya, mending YOLO"), atau jatuh ke ekstremisme dangkal ("kebenaran mutlak versi kelompokku").

Maka, kurikulum wajib karakter nasional yang terstruktur dapat menjadi jembatan moral-kognitif:

Menghubungkan idealisme remaja dengan realitas praktis.

Melatih mereka untuk berpikir kritis, etis, dan reflektif dalam mengambil keputusan.

Membiasakan mereka melihat konsekuensi, bukan hanya kesenangan sesaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun