Tingkat literasi digital nasional baru mencapai sekitar 54%, masih jauh dari ideal untuk membangun masyarakat AI-literate yang kritis dan adaptif.Konektivitas broadband Indonesia sudah meningkat pesat, tetapi akses merata masih menjadi tantangan signifikan terutama di wilayah Timur dan pedesaan.
Anggaran riset dan pengembangan (R&D) di Indonesia kurang dari 0,3% dari PDB, jauh di bawah negara-negara yang berinvestasi besar untuk masa depan AI.
Analisis Singkat
Angka-angka ini mengkonfirmasi apa yang terasa di lapangan: Indonesia menghadapi kesenjangan kesiapan AI yang serius dan multi-dimensi. Dari sisi regulasi dan tata kelola, kita masih berjuang membangun kerangka hukum yang adaptif dan inklusif. Dari sisi SDM dan inovasi, kita tertinggal dalam mempersiapkan generasi digital yang mampu memimpin revolusi AI. Dari sisi narasi publik, belum ada figur atau institusi yang secara konsisten mengartikulasikan arah dan implikasi strategis AI bagi bangsa.
Ketimpangan ini berpotensi memperdalam fragmentasi sosial dan ekonomi, karena AI akan mempercepat otomatisasi, menggeser pasar kerja, dan menuntut reformasi kebijakan sosial yang kompleks.
Kesimpulan: Statistik dan indeks internasional memosisikan Indonesia dalam situasi waspada---bukan hanya sebagai negara yang belum siap menghadapi AI, tapi juga sebagai negara yang berisiko tertinggal dalam persaingan global dan kehilangan momentum transformasi sosial-politik yang mendasar.
Bab II: Potret Ketidaksiapan Struktural dan Wacana di Indonesia
A. Analisis Isi Pidato Presiden dan Menteri Terkait AI: Absen atau Dangkal?
Dalam konteks perubahan global akibat disrupsi AI, wacana elite---terutama presiden dan para menteri---memegang peran krusial dalam membentuk narasi nasional. Sayangnya, hasil analisis terhadap sejumlah pidato kenegaraan, sambutan resmi, dan pernyataan publik pejabat tinggi di Indonesia menunjukkan bahwa wacana mengenai AI masih minim, dangkal, dan terfragmentasi.
1. Minimnya Referensi Mendalam tentang AI dalam Pidato Presiden
Presiden Joko Widodo, dalam berbagai pidato kenegaraan dan forum internasional seperti G20 dan World Economic Forum, memang beberapa kali menyebut istilah "digitalisasi", "transformasi digital", atau "industri 4.0". Namun: