Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Indonesia Menghadapi Disrupsi AI Tanpa Pemimpin Visioner

24 Mei 2025   16:50 Diperbarui: 24 Mei 2025   16:50 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Inspirasi dapat diambil dari:

India: gerakan AI for All oleh pemerintah Modi melatih jutaan siswa sekolah menengah dengan modul dasar AI dalam berbagai bahasa daerah.

Kenya: Data Science Africa, komunitas lintas desa yang mengembangkan solusi pertanian dan kesehatan dengan pelatihan AI berbasis kebutuhan lokal.

Brasil: program Coding from the Favelas yang membuktikan bahwa bakat AI bisa lahir dari lingkungan miskin jika diberi kanal ekspresi.

Indonesia bisa mengembangkan versi lokal dari pendekatan ini melalui:

Modul pembelajaran AI berbasis bahasa daerah dan konteks lokal.

Integrasi pelatihan AI dalam BLK, pesantren, dan SMK.

Gerakan pelatihan peer-to-peer berbasis komunitas: Rakyat melatih rakyat.

C. Ekosistem Regeneratif: Dari Bibit ke Hutan Talenta

Membangun talenta tidak bisa instan. Dibutuhkan narasi regeneratif, bukan sekadar reaktif:

Mentorship jangka panjang, bukan hanya workshop sekali jadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun