Mohon tunggu...
Andriyanie CB
Andriyanie CB Mohon Tunggu... Fiction Writer, Poetry Writer, Songwriter, Phonics Book Writer, Language and Linguistics Blogger, Shutterbug, Media Publicist for Indonesian Children's Talents

Ruang Fiksi, Puisi, dan Media Publikasi Talenta Anak Indonesia -- Follow IG: @andriyanie121

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pengorbanan Cinta di Negeri Asing

15 September 2025   08:01 Diperbarui: 15 September 2025   08:01 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: OpenAI)

Umer mengangguk. "Indah, tapi kadang orang lupa untuk benar-benar menikmatinya. Terlalu sibuk dengan pekerjaan."

Nisa tersenyum, menatap Umer. "Aku senang bisa bekerja denganmu. Rasanya lebih mudah menghadapi hari-hari panjang."

Umer menatapnya dengan tatapan hangat. "Aku juga. Kamu berbeda, Nisa. Aku suka itu."

Nisa merasa detak jantungnya meningkat. Chemistry mereka mulai terasa, tapi ia juga sadar bahwa cinta mereka akan menghadapi ujian---perbedaan budaya, kebiasaan, dan ekspektasi keluarga yang mungkin akan muncul di masa depan.

Malam itu, mereka berdua meninggalkan kantor, berjalan beriringan di sepanjang jalan yang diterangi lampu jalan. Suara ombak samar terdengar di kejauhan, membawa ketenangan di tengah tekanan pekerjaan. Dalam hati, Nisa tahu: ini bukan hanya persahabatan biasa. Sebuah kisah baru sedang dimulai.

BAB 3: AWAL KEDEKATAN DAN TANDA KONFLIK

Malam itu, setelah lembur panjang, Umer mengajak Nisa berjalan di tepi pantai Kuta. Lampu-lampu jalan dan suara ombak yang tenang membuat suasana terasa hangat dan berbeda dari kesibukan kantor.

"Bali memang indah," kata Nisa sambil menghirup udara laut yang segar.

Umer menatapnya. "Indah, tapi kadang orang lupa menikmatinya. Terlalu sibuk dengan pekerjaan, terlalu fokus pada hal-hal sepele."

Nisa tersenyum, merasakan kenyamanan saat berada di dekatnya. "Aku senang bisa bekerja denganmu. Rasanya lebih mudah menghadapi tekanan kantor."

Umer tersenyum, matanya berbinar. "Aku senang juga bisa mengenalmu, Nisa. Kau berbeda... dan itu bagus."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun