BAB 16: ULTIMATUM KELUARGA
Suatu malam, keluarga Umer mengumpulkan Nisa dan Umer di ruang tamu. Suasana tegang, wajah-wajah dingin menatap mereka.
"Aku tidak bisa menerima pernikahan ini tanpa restu keluarga," ujar ayah Umer dengan suara tegas.
"Kami memberimu kesempatan terakhir: pisahkan Nisa, atau kau kehilangan semua dukungan keluarga," tambah ibu Umer.
Hati Umer hancur. Ia mencintai Nisa, tapi kata-kata keluarganya terasa seperti pedang yang menebas hatinya.
Nisa tetap diam, menunduk sopan. Ia tahu ini saatnya menunjukkan keteguhan.
"InsyaAllah, aku akan tetap berusaha menjaga rumah tangga ini dengan baik," ucapnya lembut.
BAB 17: KETEGUHAN HATI DAN KESABARAN
Di kamar, setelah kejadian itu, Nisa duduk sendiri menatap langit malam dari jendela. Air mata menetes, tapi ia menahan diri.
"Ini ujian cinta, Ya Allah. Aku harus kuat," bisiknya pada diri sendiri.
Fiza masuk, duduk di sampingnya, memegang tangannya.
"Kamu tidak sendiri, Kak Nisa. Aku akan selalu mendukungmu. Umer mencintaimu, dan itu nyata," kata Fiza.
Nisa tersenyum tipis, merasakan kekuatan baru. Ia sadar bahwa keteguhan hati dan kesabaran menjadi senjatanya untuk menghadapi tekanan keluarga.
BAB 18: MEDIATOR RAHASIA
Fiza mulai berbicara dengan anggota keluarga secara perlahan, menunjukkan sisi baik Nisa dan ketulusan cintanya kepada Umer. Ia menjadi mediator rahasia, menenangkan ketegangan yang selama ini mengancam hubungan Nisa & Umer.