"Syukurlah," Khalisa ikut gembira mendengarnya.
      "Tapi besok aku dianterin ke Jakarta ya? Siapa yang mau?"
      "Mau ngapain lagi Kak Tita?" Ica menatapnya tajam seperti tahu apa yang diinginkan Trinita.
      "Biasa Ca, mau ketemu Mr. Baldi," sahut Khalisa sambil mengerling ke    arah Trinita.
      "Jangan cari perkara lagi Kak Tita. Kalau sudah baikan dengan Papa Pandu ya sudah lupakan saja Mr. Baldi," Ica malah menasehati.
      "Sekali ini saja, Ca. Aku cuma mau antar oleh-oleh sambil tanya-tanya tentang uji statistik penelitianku nanti," kilahnya minta dipahami.
      "Aku nggak bisa ikut Kak Tita," sela Rinta. "Ada janji sama seseorang."
      "Pacar baru Rin?" tebak Dini yang dijawab anggukan oleh Rinta.
      "Kamu gimana Din?" tanya Trinita minta jawaban.
      "Sama dengan Rinta. Ada blind date lagi di Kebun Raya," sahut Dini malu-malu. Pasti kenalan dari internet lagi. Baik Dini maupun Rinta sama-sama menggilai dunia maya untuk mencari kenalan-kenalan baru yang mungkin saja bisa menjadi pasangannya yang tepat nanti. Sebenarnya tak beda dengan Khalisa yang juga mendapatkan banyak teman lelaki dari internet.
      "Kalau begitu Ica dan Mbak Lisa yang menemani aku ke Jakarta," seru Trinita memutuskan sendiri. "Kita naik bis saja ya?"