Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hati Perempuan (Bagian 6: Memahami Lelaki)

29 Februari 2020   11:17 Diperbarui: 29 Februari 2020   11:23 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haribappeda.batangharikab.go.id

            "Nggak ada rahasia kok. Ayo ikut saja!" Trinita agak memaksa.

            Ica dan Khalisa akhirnya mengikuti langkah Trinita menuju ruangan yang paling besar di bagian depan. Menunggu sesaat setelah Trinita mengetuk pintu. Wajah Mr. Baldi yang sering terlihat sinis menyembul dari balik pintu yang terbuka. Tatapannya lama tertuju kepada Trinita  baru beralih ke Ica dan Khalisa. Dia mempersilahkan masuk ke ruangannya yang ternyata adalah ruang presentasi. Bertiga duduk di hadapannya seperti menunggu pertanyaan dalam sidang.

            "Bagaimana persiapan tesisnya?" rupanya Mr. Baldi bisa juga berbasa-basi. Bertanya kepada tiga mahasiswanya yang telah lulus dari mata kuliahnya.

            "Baru mulai bimbingan," jawab Trinita mewakili.

            Basa-basinya memang tak lama karena menurut jadwal yang tertera di white board yang tergantung di salah satu dinding ruangan, sejam lagi ada rapat. Mr. Baldi harus menyiapkan beberapa materi untuk rapat itu. Trinita segera menyerahkan oleh-olehnya.

            " Apa ini? Makasih ya!" katanya setelah tas kertas daur ulang berpindah ke tangannya.

            Pasti Trinita tak akan puas dengan hanya menyerahkan oleh-olehnya. Mengulur waktu hingga beberapa lama lagi agar masih bisa berbicara secara langsung dengan Mr. Baldi harus dilakukan. Mengajukan beberapa pertanyaan tentang uji statistik untuk penelitian yang akan dilakukan pasti akan mendapat sambutan antusias. Dengan begitu Trinita bisa menuntaskan rindu yang  lama disimpannya sendiri. Dia tidak menyadari dua orang yang duduk di sebelahnya mulai kehilangan minat mengikuti pembicaraannya dengan Mr. Baldi. Hanya satu yang ditunggu. Kapan Trinita pamit pulang agar bisa segera cuci mata di pusat perbelanjaan tadi.

            Wajah Trinita kembali berseri setelah mengakhiri pertemuannya dengan Mr. Baldi. Senyumnya terkembang lebar. Siapa saja yang ditemuinya di jalan sepertinya akan mendapatkan hadiah senyuman terindahnya hari itu. Betapa takjub Khalisa menyaksikan perubahan  yang sangat berarti di wajah Trinita. Begitulah yang terjadi kala cinta menggoda. Siapa saja barangkali akan seperti itu.

            "Kita ke Mangga dua saja yuk!" ajak Ica selepas memuaskan mata melihat isi pertokoan yang tadi pagi masih tertutup untuk pengunjung.

            "Ke sana naik apa?" Khalisa mulai tergoda oleh ajakannya.

            "Kita tanya orang di sini saja," jawabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun