"Banyak bawaanmu, Ta, " tegur Khalisa begitu melihatnya memasuki halaman tempat kos mereka. "Pasti banyak oleh-oleh ini."
      "Yang lain udah pada pulang belum Mbak?"
     "Rinta belum pulang. Mungkin dia ke rumah saudaranya dulu baru ke sini."
     "Dini dan Ica?" agak terengah dia bertanya sambil menaiki tangga ke lantai atas.
      "Ada, tapi mereka lagi dapat job dari Pak Narso. Mengerjakan proposalnya. Menghilang dari kemarin. Cari tempat yang lebih tenang katanya."
     "Sudah siap kolokium besok?" tanya Trinita setelah sampai di depan kamarnya.
     "Siap nggak siap. Mudah-mudahan nggak ada revisi," harap Khalisa.
     "Pasti ada Mbak, dikit-dikit. Nggak apa-apa. Biasa itu," katanya.
     "Iya juga tapi kalau nggak ada revisi  kita tinggal ke komisi pembimbing lalu sidang komisi, seminar dan mulai penelitian. Aku nggak mau lama-lama di sini."
     "Siapa juga yang mau lama-lama. Beasiswanya cuma empat semester. Kalau kita nggak bisa lulus empat semester bayar sendiri semester berikutnya," sambung Trinita sambil memasukkan bawaannya ke dalam kamar.
      "Tapi katanya kalau tinggal tesis bayar SPP setengahnya saja," Khalisa memastikan kebenaran informasi yang pernah didengar.